Sabtu, 17 Januari 2009

Dia betes bukan penyakit gula darah ???????

Posted by jakapantura in Kesehatan, diabetes.
Tags: ,
trackback

Diambil dari http://healindonesia.wordpress.com

Diabetes Bukanlah Penyakit Gula Darah!, Oleh: Ron Rosedale, MD

Seperti yang saya nyatakan sebelumnya dan satu konsep yang saya ingin semua orang ketahui untuk menyelamatkan ribuan atau bahkan jutaan nyawa adalah bahwa diabetes bukanlah penyakit gula darah, tapi merupakan penyakit insulin dan mungkin lebih penting lagi yaitu penyakit signal leptin. Dan ketika konsep ini mulai diketahui di komunitas medis, artikel-artikel seperti ini secara otomatis pasti akan terus dipublikasikan sehingga terungkaplah kekurangan pengobatan medis konvensional dalam mengatasi penyakit-penyakit kronis seperti misalnya diabetes dan penyakit jantung, serta kesalahan mereka tentang nutrisi.

Ciri khas dari perawatan konvensional adalah mengatasi gejala, dalam kasus ini berarti naiknya kadar gula darah dan bukannya fokus kepada penyebabnya. Gejala merupakan cara alam mengajarkan tubuh kita bagaimana caranya mengatasi suatu penyakit. Sebagai contoh, pilek adalah gejala yang dirancang untuk membersihkan hidung dan sinus dari virus dan bakteri ketika seseorang sedang “flu”. Minum decongestant akan menghalangi mekanisme tubuh kita dalam mengatasi infeksi tersebut dan dengan demikian akan memperpanjang infeksi.

Sama juga dengan perawatan yang berfokus semata-mata hanya untuk mengurangi kadar gula bagi diabetes dengan cara meningkatkan insulin, akan dapat memperparah diabetes itu sendiri dibandingkan jika kita mengobati masalah sesungguhnya, yaitu “miskomunikasi metabolik”. Penanganan seperti ini sama saja dengan lingkaran setan. Naiknya level insulin berhubungan dan bahkan menyebabkan:

  • penyakit jantung,
  • peripheral vascular,
  • stroke,
  • tekanan darah tinggi,
  • kanker,
  • kegemukan dan
  • masih banyak penyakit lainnya.

Sejak kebanyakan perawatan untuk diabetes (tipe 2, kebal insulin) menggunakan obat-obatan yang menaikkan insulin atau menyuntikkan insulin, hasilnya pun menjadi tragis, dimana perawatan medis konvensional malah menimbulkan beberapa efek samping dan memperpendek usia pasien.

Untuk Bisa Menang, Ketahuilah Musuhmu

Pengobatan konvensional tidaklah cocok untuk diabetes. Selama 2 milenium diabetes dianggap sebagai penyakit gula. Walaupun berabad-abad telah ada perkembangan ilmu pengetahuan seperti misalnya ditemukannya insulin dan akhir-akhir ini adalah ditemukannya leptin, tetap saja dunia medis konvensional tidak berubah. Sepertinya obat medis membuat sedikit atau bahkan tidak ada perubahan pada diabetes. Lebih jauh lagi, peran insulin yang sebenarnya dalam tubuh kita, telah disalahpahami secara luas di antara komunitas medis.

Peran Utama Insulin Bukanlah Untuk Menurunkan Kadar Gula Darah

Ini mungkin mengejutkan Anda, begitu juga dengan dokter Anda, bahwa peran utama insulin dalam tubuh kita bukanlah untuk mengendalikan kadar gula darah. Pengendalian gula darah pada umumnya ke arah atas, bukannya ke bawah. Beberapa jenis jaringan dan sel dalam tubuh kita seperti misalnya sel darah merah, memerlukan glukosa untuk energi (sisanya lebih cenderung membakar lemak atau ketone dari hasil metabolism lemak). Oleh karena itu adalah penting untuk selalu memiliki sedikit glukosa di dalam darah kita.

Dari sejak dahulu kala, trik alam adalah menjaga agar gula dalam darah tidak sampai terlalu rendah karena dulu tidak banyak ada gula. Kebanyakan tajin dan padi-padian yang akan diubah menjadi gula tidak bisa dicerna kecuali dimasak. Anda pasti akan memaksa rahang dengan keras untuk bisa mengunyah kentang yang tidak dimasak.

Sumber utama gula adalah dari buah-buahan dan biasanya tersedia secara musiman. Dan bahkan kita perlu bekerja dan berjuang untuk bisa mendapatkannya. Setelah itu, tubuh “membakar” gula dari buah yang kita makan serta tubuh kita otomatis menjaga gula tersebut untuk tidak naik terlalu tinggi. Hormon-hormon seperti cortisone, epinephrine, norepinephrine, glucagon, dan hormone pertumbuhan memastikan bahwa kita memiliki cukup glukosa bagi sel atau jaringan tubuh yang membutuhkannya.

Gula Darah Tinggi Jaman Dulu Jarang Ada Namun ketika kadar gula kita mulai naik, ini adalah suatu tanda bahwa kita telah memiliki energi yang lebih untuk bisa kita bakar dan dengan demikian, tubuh berpikir bahwa adalah ide yang baik jika tubuh menyimpan kelebihan yang ada. Boleh dikata, “agar tidak mubazir”, toh makanan tidak selalu tersedia. “Makan atau lapar” adalah hukum alam yang berlaku di sini.

Pada saat gula darah naik, ini adalah suatu tanda bagi insulin untuk terlepas dan mengarahkan kelebihan energi ke dalam penyimpanan. Sejumlah kecil tersimpan sebagai tajin yang disebut glycogen di dalam tubuh, tapi kebanyakan disimpan sebagai stok energi utama kita, yaitu lemak. Demikianlah kita tahu bahwa peran utama insulin bukanlah untuk menurunkan kadar gula darah, tapi untuk menyimpan kelebihan energi yang ada bagi keperluan di masa datang.

Insulin menurunkan kadar glukosa sebagai efek samping dari mengarahkan kelebihan energi ke penyimpanan. Peran insulin bahkan melangkah lebih jauh lagi dari itu. Insulin saat ini sedang diteliti dengan penuh perhatian oleh para ilmuwan yang mempelajari biologi penuaan. Telah ditemukan bahwa ketika insulin dipertahankan tetap rendah, baik itu dengan cara diet atau lewat manipulasi genetik pada hewan percobaan, ternyata mereka hidup lebih lama dan penuaanpun berkurang. Ini terbukti benar pada spesies hewan yang berbeda-beda, mulai dari sel tunggal ragi, kemudian cacing, lalat, dan sepertinya juga pada primata.

Kelihatannya, rendahnya insulin adalah suatu tanda bahwa energi yang ada adalah langka dan hewan perlu memfokuskan energi mereka untuk mempertahankan dan memperbaiki metabolisme mereka sendiri sehingga mereka bisa lebih lama bertahan hidup dan berkembangbiak. Jadi peran insulin adalah mengendalikan gula darah, menyimpan stok energi, dan juga mengatur tingkat penuaan termasuk gejala-gejala utama dari penuaan, seperti misalnya: diabetes, penyakit jantung, obesitas, osteoporosis, demensia, dan bahkan kanker.

Semua Penyakit Kronis Dikarenakan Oleh Karena Miskomunikasi Pesan di Dalam dan Di Antara Sel

Sebagaimana pernah saya nyatakan dalam artikel sebelumnya, semua penyakit kronis terjadi oleh karena adanya miskomunikasi pesan di dalam dan di antara sel. Tentu saja diabetes merupakan penyakit miskomunikasi pada insulin dan mengenal peran sebenarnya dari insulin bagi tubuh akan membantu kita untuk bisa menggali lebih dalam lagi akar permasalahan diabetes dan penyakit kronis lainnya.

Insulin Juga Belum Tentu Merupakan Hormon Paling Utama dalam Diabetes atau Penyakit Kronis Lainnya

Penghormatan paling utama jatuh pada leptin. Nampak sepertinya hormon leptin secara meluas bertanggung jawab terhadap keakuratan signal insulin dan menentukan apakah seseorang bakal kebal insulin (insulin resistant / diabetes tipe 2) atau tidak.

Leptin, hormon yang baru-baru ini ditemukan diproduksi dari lemak, berfungsi memberi informasi kepada tubuh dan otak tentang berapa banyak energi yang dimiliki, apakah perlu tambahan lagi (melalui rasa lapar) atau apakah perlu menghilangkan beberapa (stop rasa lapar), dan yang penting juga memberi informasi akan apa yang harus dilakukan dengan energi yang telah dimiliki (diproduksi kembali, meregulasi perbaikan sel atau tidak).

Penelitian penting baru-baru ini mengungkapkan 2 organ tubuh paling penting yang akan menentukan apakah seseorang menjadi diabetes (tipe 2) atau tidak adalah organ hati dan otak, dan itu pun bergantung dari kedua organ ini dalam “mendengar “ pesan dari leptin.

Leptin sangat mempengaruhi (jika tidak mengendalikan) fungsi dari hypothalamus dalam otak kita, termasuk:

  • Reproduksi,
  • Fungsi Thyroid,
  • Fungsi Adrenal dan,
  • Sistem syaraf simpatik.

Lemak dan leptin, sangat mempengaruhi peradangan kronis dan dengan demikian penyakit-penyakit yang berhubungan dengan hal ini adalah termasuk penyakit jantung, Alzheimer, dan diabetes. Sekarang telah nampak bahwa dalam kasus ini bukanlah otak yang mengendalikannya, tapi lemak melalui leptin yang berperan utama.

Sang Musuh Bukan Hanya Asing Bagi Komunitas Medis, Tapi Juga Tidak Dimengerti Sama Sekali

Tidaklah heran jika diabetes (tipe 2) tidak bisa ditaklukkan oleh medis konvensional.

Dari statistik yang ada, diabetes telah meningkat lebih dari 700% selama 50 tahun ini. Ini mengungkapkan 2 fakta yang sangat penting:

  • Diabetes bukanlah penyakit genetika karena statistik diambil dari tempat dengan generasi yang sama dan genetika yang sama.
  • Apa yang telah kita lakukan sudah jelas salah dan perlu dirubah.

Apa yang salah itu adalah diet (pola makan).

Adalah susah atau bahkan mustahil untuk membuktikan bahwa sesuatu itu benar. Namun tidaklah susah untuk membuktikan bahwa sesuatu itu salah. Selama 50 tahun, orang Amerika telah mengikuti (setidaknya sebagian) rekomendasi nutrisi yang pola makannya kaya akan karbohidrat kompleks dan rendah lemak jenuh dari:

  • American Dietetic Association,
  • American Heart Association, dan
  • American Diabetes Association

Ini merupakan kekonyolan karena kebanyakan dari karbohidrat kompleks tersebut, seperti misalnya kentang, nasi, sereal, pasta, dan roti dengan cepat diubah menjadi gula oleh tubuh dan kelebihan gula yang ada (glukosa) dengan cepat diubah menjadi asam lemah jenuh berantai panjang (palmitic acid; “palm oil”). Serentak dengan rekomendasi diet yang salah tersebut, tingkat diabetes dan obesitas jadi melambung tinggi dan menjadi salah satu epidemik dunia terburuk dari yang pernah ada.

Makan dengan pola tinggi karbohidrat “kompleks” dan rendah lemak jenuh untuk mencapai kesehatan yang baik dan umur panjang telah terbukti salah. Setidaknya ada sedikit akal sehat yang mengatakan pada kita untuk mencoba diet yang lain.

Diabetes adalah Penyakit Nutrisi dan Sains Nutrisilah yang Bisa Mengatasinya

Ilmu pengetahuan atau sains memberitahukan kepada kita bahwa kita harus memiliki pola makan atau diet yang memaksimalkan keakuratan penyampaian pesan insulin dan leptin kepada sel tubuh kita. Dan cara untuk supaya penyampaian pesan kedua hormone tersebut bisa “terdengar” dengan baik adalah dengan merendahkan level insulin dan leptin itu sendiri.

Itu berarti pola makan Anda haruslah menekankan pngkonsumsian lemak yang baik dan mengurangi karbohidrat non-serat/tajin sebagaimana tertulis di buku saya “The Rosedale Diet” dan buku Dr. Mercola, “Total Health Program“. Dengan melakukan hal tersebut akan meningkatkan dengan drastic bahkan menyembuhkan diabetes tipe 2, penyakit jantung, hipertensi, dan banyak penyakit kronis lainnya bahkan memperlambat penuaan itu sendiri, sebagaimana banyak dari pasien saya yang sanggup secara total menghentikan penggunaan obat-obatan mereka termasuk insulin. Dengan mengikuti panduan tadi, Anda (dan gen Anda), akan “menjadi yang terbaik dari apa yang Anda inginkan.”

Referensi: http://articles.mercola.com/sites/articles/archive/2005/05/31/diabetes-disease.aspx

KOMENTAR AWAN

Menaklukkan diabetes dengan teknik Ron Rosedale telah terbukti dari pengalaman saya sendiri. Tiap pasien diabetes yang saya rawat selalu saya berikan perbaikan nutrisi dan hasilnya sungguh mencengangkan dan lebih cepat dari yang saya duga.

Pernah saya memiliki pasien dengan diabetes tipe 2 yang kondisinya sangat parah. Sebut saja nama beliau adalah Bu Ani. Beliau adalah wanita berusia 70-an tahun, menderita diabetes selama 30-an tahun dan oleh karena diabetesnya, beliau buta selama belasan tahun. Untuk kebutaannya, Bu Ani telah dioperasi laser namun tidak ada perbaikan sama sekali pada kedua matanya. Selain itu, kondisi tubuh Bu Ani sangat lemah, tidak bisa bergerak kemana-mana, kurus, dan dalam sehari bisa mencret 7 kali. Sungguh keadaan yang menyedihkan.

Saya cek apa saja yang sebenarnya telah diberikan oleh dokter dan bagaimana dietnya. Saya mendapati bahwa apa yang dianjurkan oleh dokter adalah salah begitu juga dengan obat-obatan yang dikonsumsi. Jadi saya menganjurkan supaya keluarga Bu Ani jangan memberikan obat-obatan dokter lagi dan mengganti diet dokter dengan diet saya.

Mereka melakukan apa yang saya anjurkan dan tiga hari kemudian diarenya berhenti total dan sebulan kemudian ada perbaikan pada penglihatannya dan Bu Ani bisa bebas bergerak ke mana saja Bu Ani kehendaki.

Kemajuan yang dialami Bu Ani ini sungguh mengejutkan saya sendiri karena kalkulasi saya adalah jika beliau sudah 30-an tahun menderita diabetes dan kondisinya makin parah pada waktu itu, mungkin saya perlu waktu 6 bulan untuk memulihkannya. Tapi ternyata Bu Ani bisa pulih dalam waktu yang sangat cepat.

Sekarang bagi pembaca yang menderita diabetes atau mungkin Anda memiliki keluarga yang menderita diabetes, silahkan memilih perawatan manakah yang akan Anda ambil: perawatan medis dokter atau perawatan holistik modern.

Perawatan medis dokter didasarkan pada teknik buatan manusia sedangkan penyembuhan holistik modern didasarkan pada ilmu pengetahuan mengenai alam ciptaan Tuhan dan bagaimana memanfaatkannya.

Manakah yang Anda percaya paling manjur, alam ciptaan Tuhan atau obat-obatan buatan manusia?

KOMENTAR SAYA

Pengalaman saya seperti yang sudah saya tulis disini
dan disini setidaknya memberikan gambaran bahwa obat herbal mempunyai efek yang lebih baik dari obat dokter dalam kasus DM.

saya tidak berani menyalahkan obat dokter karena saya bukan peneliti ataupun ahlinya, saya hanya berkaca dari pengalaman. mertua saya, oang tua teman2 saya yang penderita DM selain mengkonsumsi obat dokter juga mengkonsumsi obat herbal seperti : teh cincau, biji mahoni, herbal dari sinshe, mahkota dewa dll. dan anda tau pola makan mereka?? mereka makan seperti biasa dan juga olahraga. rata rata mereka ini menderita DM lebih dari 15 tahun namun dengan pola makan tanpa diet dan belum terkena komplikasi sampe saat ini. bayangkan jika mereka juga diet dengan benar setidaknya mengurangi gula dan karbohidrat. sekarang anda bandingkan dengan orang2 yang anda kenal sudah menderita DM puluhan tahun tapi hanya mengkonsumsi obat dokter terutama yang tidak diet. bgmn kesehatan mereka setelah puluhan tahun menderita DM?

Tidaklah Allah SWT menurunkan suatu penyakit tanpa ada obatnya..inilah yang saya pegang. artinya sebenarnya alam sudah memberikan obat untuk segala penyakit yang kita derita namun kebanyakan orang lebih percaya obat buatan manusia. saya hanya berharap selain mengkonsumsi obat dokter cobalah mengkonsumsi herbal yang cocok untuk penyakit tsb. seandainya ada progres yang bagus hendaknya konsumsi obat dokter yang dikurangi sampe benar2 lepas dari obat dokter tersebut.. tentu saja penggunaan baik obat dokter maupun herbal harus diawasi oleh ahlinya. janganlah mencoba sesuatu tanpa pengawasan dari ahlinya

Alangkah indahnya kalo dokter di Indonesia juga mulai melirik obat herbal yang dikombinasikan dengan obat buatan. juga alangkah baiknya penelitian2 tentang herbal alami dipublikasikan secara besar2an dan juga didukung pemerintah dengan lebih banyak dana yang dikeluarkan untuk penelitia lebih lanjut..

1 komentar:

  1. sugeng sonten mas sukadi, pripun kabare? sakmeniko sampun kagungan blog to


    DenBudie

    BalasHapus