Rabu, 21 Januari 2009

diabetes mellitus simanis yang sangat pahit

Diabetes Mellitus, si Manis yang Pahit
"Dok, saya kok sering bisulan ya. Apa saya kena sakit kencing manis?" tanya Bono saat mengunjungi dokternya.
Pertanyaan seperti ini memang cukup sering terdengar di kamar praktek seorang dokter. Kencing manis memang cukup sering dijadikan bahan pembicaraan, bahkan dalam percakapan sehari-hari. Berbagai gejala sering dihubung-hubungkan dengan penyakit tersebut, mulai dari rasa lemas, cepat lelah sampai gatal-gatal di kulit. Tapi, apa sih sebenarnya penyakit kencing manis itu?

Penyakit kencing manis adalah penyakit yang ditandai oleh kadar gula darah yang tinggi melebihi batas-batas normal. Penyakit ini disebabkan oleh kurangnya kadar insulin dalam darah, atau karena tubuh tidak dapat memakai insulin dengan baik. Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh tubuh dan mempunyai fungsi penting dalam metabolisme glukosa. Sel memerlukan insulin agar gula yang ada di dalam darah dapat masuk ke dalam sel dan dipakai sebagai sumber energi. Bila jumlah insulin kurang, tentu saja gula tidak dapat diserap ke dalam sel dan tetap beredar di dalam darah. Akibatnya kadar gula darah menjadi tinggi. Penderita yang mengalami keadaan ini disebut sebagai penderita DM tipe I.

Ada keadaan lain dimana jumlah insulin sebenarnya cukup, atau berkurang sedikit, tapi sel-sel tubuh tidak dapat memanfaatkannya secara baik. Keadaan ini disebut resistensi insulin. Penderita yang mengalami resistensi insulin dan atau defisiensi insulin relatif disebut sebagai penderita DM tipe II. Selain kedua tipe tersebut, sesungguhnya masih ada tipe-tipe lain seperti diabetes gestasional (diabetes pada kehamilan). Walaupun berbeda-beda tipe, para penderita ini memiliki kesamaan yaitu kadar gula yang tinggi dalam darah. Dari semua tipe DM yang ada, DM tipe II memiliki jumlah penderita terbanyak.

Gejala
Ada beberapa keluhan yang sangat dikenali sejak jaman dahulu kala dan dianggap sebagai keluhan yang khas yaitu banyak kencing (poliuria), banyak minum (polidipsia), banyak makan (polifagia) dan berat badan yang menurun dengan cepat.

Selain keluhan-keluhan di atas, masih banyak keluhan (yang sebenarnya tidak spesifik) yang dihubungkan dengan penyakit kencing manis. Keluhan-keluhan itu misalnya sering bisulan, gatal-gatal pada kulit dan kemaluan, keputihan, cepat lelah, sering mengantuk, kesemutan dan lain-lain. Gejala-gejala ini memang berhubungan dengan penyakit kencing manis yang diderita.

Faktor risiko
Ada orang yang memiliki faktor risiko tinggi untuk menderita DM, artinya dia mempunyai berbagai kondisi yang menempatkannya pada kemungkinan yang lebih besar untuk menderita kencing manis.

Faktor-faktor risiko tersebut misalnya:

1. Usia lebih dari 45 tahun
2. Riwayat keluarga menderita kencing manis
3. Kegemukan
4. Darah tinggi
5. DM pada kehamilan
6. Pernah?melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4 kg
7. Pernah mengalami kadar gula yang meningkat dan digolongkan dalam Tolerasi Glukosa Terganggu (TGT)
8. Kadar lemak darah yang buruk

Pengobatan
Prinsip pengelolaan kencing manis adalah:
1. Edukasi kepada penderita, keluarga dan masyarakat
2. Diet (nutrisi) yang sesuai dengan kebutuhan penderita
3. Olahraga
4. Obat-obat yang berkhasiat menurunkan kadar gula darah (bila perlu)

Kalau kita lihat pada prinsip-prinsip pengelolaan di atas, dapat kita mengerti bahwa obat sebenarnya bukan menjadi hal yang utama. Perubahan gaya hidup adalah faktor yang sesungguhnya sangat menentukan keberhasilan pengelolaan. Faktor nutrisi adalah faktor yang tidak bisa ditinggalkan. Pada sebagian besar kasus, pengelolaan nutrisi yang baik mampu untuk menjaga kadar gula darah pasien dalam tingkat yang cukup baik. Pada kasus yang berat pun, nutrisi adalah faktor utama yang perlu diperhitungkan.

Komplikasi
Penderita DM dapat mengalami berbagai komplikasi khususnya bagi mereka yang kadar gula darahnya tidak terkontrol. Komplikasi ?
komplikasi tersebut misalnya:

1. Kebutaan
2. Gangguan saraf (neuropati)
3. Gagal ginjal
4. Komplikasi kehamilan
5. Gangren
6. Penyakit jantung koroner
7. Stroke
8. Ketoasidosis diabetik
9. Hiperosmolar Non-Ketotik ***

------------------------------------------------------
source: info-sehat.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar