Sabtu, 31 Januari 2009

Teh hitam peredam penyakit diabetes, jantung & kanker

Penyakit jantung koroner, stroke, diabetes, darah tinggi serta kanker hati sekarang masih menjadi penyakit pembunuh nomor satu di Indonesia. Belakangan, penyakit tersebut tak hanya menyerang orang lanjut usia karena faktor degeneratif tapi usia produktif yaitu 25-45 tahun.

Salah satu penyebab dari munculnya penyakit tersebut adalah adanya akumulasi radikal bebas atau oksidan. Radikal bebas dapat menghancurkan sistem jaringan dan integritas DNA dalam tubuh kita. Kondisi ini menstimulus percepatan proses penuaan, penghancuran lever dan menyebabkan penyakit papan atas lainnya seperti penyakit jantung dan kanker.

Setelah kemajuan industri, dan makin tingginya peluang terkena penyakit tersebut, orang-orang beralih ke pengobatan pencegahan, berupa minuman dari bahan natural. Salah satunya adalah mengkonsumsi minuman yang mengandung zat alami yang dapat mengurangi radikal bebas seperti teh hitam atau black tea.

Khasiat teh hitam diungkap Guru Besar Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr. Ali Khomsan MS dan Ahli Spesialis jantung dr. Mohammad Taufik Spj.
”Memang benar teh hitam atau black tea mempunyai manfaat seperti menurunkan risiko kanker, mencegah jantung koroner, mencegah penuaan dan juga bisa menurunkan kadar kolesterol dalam darah,” papar Prof Dr Ali Khomsan MS.

Dia menjelaskan, dari berbagai referensi diketahui black tea yang selama ini dikonsumsi masyarakat, cukup banyak mengandung komponen senyawa yang baik bagi tubuh. Utamanya adalah antioksidan serta Theaflavin cukup tinggi. Senyawa itulah yang mempunyai efek dapat mengurangi risiko-risiko penyakit seperti kanker dan mencegah jantung koroner.

”Teh hitam atau black tea dibuat dari pucuk daun teh segar yang dibiarkan menjadi layu sebelum digulung, kemudian dipanaskan dan dikeringkan. Teh hitam disebut juga teh fermentasi,” katanya.

Hal senada diungkapkan dr H. Mohammad Taufik Sp.J. Dia membenarkan black tea bermanfaat untuk mengurangi penyakit jantung koroner, kanker, diabetes atau kencing manis dan stroke.

Sayangnya, menurut Taufik, manfaat yang terkandung dalam meminum teh hitam belum banyak diketahui oleh masyarakat. Hal itu disebabkan kurangnya sosialisasi maupun publikasi dari berbagai penelitian tentang manfaat black tea bagi kesehatan.

Beberapa waktu lalu, Pusat Jantung Nasional Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta (RSJHK) juga memaparkan hasil penelitiannya dalam talkshow dengan tema ”Efek Teh Hitam dalam Mencegah dan Mengatasi Risiko Penyakit Jantung Koroner” yang diadakan di Aula RSJHK Jakarta.

Menurut hasil penelitian tersebut, Katekin sebagai zat yang disebut dapat melawan penyakit degeneratif ternyata berupa senyawa Theaflavin. Senyawa ini merupakan antioksidan, antikanker, antimutagenik, antidiabetes dan anti penyakit lainnya. Senyawa Theaflavin dalam teh hitam jumlahnya cukup signifikan.

Secara sederhana antioksidan dinyatakan sebagai senyawa yang mampu menghambat atau mencegah terjadinya oksidasi. Berdasarkan sumbernya, anti oksidan dapat dibagi menjadi antioksidan alami dan sintetis. Theaflavin merupakan antioksidan alami yang sangat potensial.

Kemampuan Theaflavin sebagai penangkap radikal bebas sudah tidak dapat dipungkiri lagi kesahihannya. Aktivitasnya sebagai antioksidan dalam menghambat oksidasi LDL (Low Density Lippoprotein) ternyata menunjukkan hal yang menakjubkan.

Dalam seduhan teh hitam, Theaflavin memberikan warna merah kekuningan, sementara itu Thearubigin dan Theanapthoquinone masing-masing memberi warna merah kecoklatan dan kuning pekat. Untuk hal rasa, bersama-sama Kafein, Theaflavin yang ada dalam teh hitam memberikan rasa segar.

Penelitian di Belanda menyimpulkan bahwa kebiasaan minum teh hitam atau black tea dapat mencegah penimbunan kolesterol pada pembuluh darah arteri, terutama pada wanita. Minum teh hitam satu sampai dua cangkir mampu menekan penimbunan kolesterol hingga 46 %, dan jika minum empat cangkir dapat mencapai 69 %.

Hal tersebut ditunjang oleh hasil penelitian di Amerika Serikat yang menunjukkan serangan jantung berkurang 40 % pada orang-orang yang membiasakan minum teh hitam.

Teh hitam juga menunjukkan kemampuan yang meyakinkan sebagai sumber bahan pangan alami bagi para penderita diabetes terutama dalam kapasitasnya menaikkan aktifitas insulin. Penelitian yang dilakukan Departemen Pertanian Amerika Serikat yang telah dipublikasikan dalam Journal Agric Food Chem 2002, menunjukkan kemampuan teh hitam meningkatkan aktifitas insulin melebihi dari teh hijau maupun teh Oolong.

Menurut Mohammad Taufik, biasanya, para ahli kesehatan akan mempublikasikan hasil penelitiannya, setelah beberapa kali melakukan penelitian. Bila hasil penelitiannya menunjukkan hasil yang sama, baru penelitian tersebut dipublikasikan. Namun bila baru satu kali penelitian, hasilnya belum akan dipublikasikan.

Berdasarkan proses pengolahannya, teh diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu teh hitam (fermentasi atau oksimatis, kependekan dari Oksidasi ensimatis), teh Oolong dan teh hijau. Konsekuensi logis dari perbedaan proses tersebut, menyebabkan lahirnya perbedaan produk teh baik secara fisik maupun kimia.

Secara kimia, perbedaan yang paling menonjol adalah perbedaan kandungan komposisi senyawa Polyfenol. Pada proses pengolahan teh hitam, dan teh Oolong, sebagian Katekin berubah menjadi Theaflavin, Thearubigin, dan Theanaphtoquinone. Meski tidak sepopuler nenek moyangnya (Katekin), Theaflavin sudah banyak dipelajari oleh sejumlah peneliti.

Sumber : http://republika.co.id/launcher/view/mid/19/news_id/6357

Khasiat teh hitam untuk diabetes



Dikirim Ou Tea, outea dengan kaitan (tags) , , , , , , , , , , , , pada 17 Maret 2008 oleh ma2trah

Selama ini teh hijau dipercaya mampu mengurangi serangan koroner, stroke, diabetes, darah tinggi, dan kanker hati menjadi penyakit yang menakutkan bagi setiap orang. Sehingga banyak produsen teh berlomba-lomba mengeluarkan produk minuman teh hijau kemasan yang lebih praktis. Tetapi benarkan hanya teh hijau yang berkhasiat seperti itu?

Guru Besar Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr Ali Khomsan MS dan ahli kesehatan jantung Dr Mohammad Taufik Spj dalam sebuah diskusi tentang teh, di Bogor, belum lama ini mengemukakan, teh hitam (black tea) juga berkhasiat sama seperti teh hijau karena kandungan radikal bebas yang terkandung di dalamnya.

“Memang benar teh hitam mempunyai manfaat seperti menurunkan risiko kanker, mencegah jantung koroner, mencegah penuaan, dan juga bisa menurunkan kadar kolesterol dalam darah,” kata Prof Dr Ali Khomsan.

Prof Ali menjelaskan, dari berbagai referensi, diketahui bahwa teh hitam yang selama ini dikonsumsi masyarakat kita cukup banyak mengandung komponen senyawa yang baik bagi tubuh. Utamanya adalah antioksidan serta Theaflavin cukup tinggi. Senyawa itulah yang mempunyai efek dapat mengurangi risiko-risiko penyakit seperti kanker dan mencegah jantung koroner. “Teh hitam atau black tea itu dibuat dari pucuk daun teh segar yang dibiarkan menjadi layu sebelum digulung, kemudian dipanaskan dan dikeringkan. Teh hitam disebut juga teh fermentasi” tutur Ali Khomsan.

Salah seorang pakar kesehatan jantung dari Kota Hujan Bogor, Dr H Mohammad Taufik SpJ mendukung pendapat Prof Dr Ali Khomsan yang menyebutkan teh hitam bermanfaat untuk mengurangi penyakit jantung koroner, kanker, diabetes dan stroke.

Sayangnya, menurut Taufik, manfaat yang terkandung dalam meminum teh hitam belum banyak diketahui oleh masyarakat. Hal ini disebabkan kurangnya sosialisasi maupun publikasi dari berbagai penelitian tentang manfaat black tea bagi kesehatan.

Beberapa waktu lalu, Pusat Jantung Nasional Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta (RSJHK) juga memaparkan hasil penelitiannya dalam talkshow dengan tema “Efek Teh Hitam dalam Mencegah dan Mengatasi Risiko Penyakit Jantung Koroner” di aula RSJHK Jakarta. Menurut hasil penelitian tersebut, Katekin dalam teh hitam, senyawa yang disebut-sebut sebagai aktor yang mampu melawan penyakit degeneratif adalah senyawa Theaflavin.

Senyawa Theaflavin merupakan antioksidan, anti kanker, anti mutagenik, antidiabetes dan anti penyakit lainnya. Senyawa Theaflavin dalam Teh hitam jumlahnya cukup signifikan.

Secara sederhana, antioksidan dinyatakan sebagai senyawa yang mampu menghambat atau mencegah terjadinya oksidasi. Berdasarkan sumbernya, anti oksidan dapat dibagi menjadi antioksidan alami dan sintetis.

Theaflavin merupakan antioksidan alami yang sangat potensial. Kemampuannya sebagai penangkap radikal bebas sudah tidak dapat dipungkiri lagi kesahihannya. Kemampuan theaflavin sebagai antioksidan ternyata tidak cukup sampai di situ.

Aktivitasnya sebagai antioksidan dalam menghambat oksidasi low density lippoprotein (LDL) ternyata menunjukkan hal yang menakjubkan. Dalam seduhan teh hitam, theaflavin memberikan warna merah kekuningan.

Sementara itu thearubigin dan theanapthoquinone masing-masing memberi warna merah kecoklatan dan kuning pekat. Untuk hal rasa, bersama-sama kafein, theaflavin yang ada dalam teh hitam memberikan rasa segar.

Penelitian di Belanda menyimpulkan bahwa kebiasaan minum teh hitam dapat mencegah penimbunan kolesterol pada pembuluh darah arteri, terutama pada wanita. Minum teh hitam satu sampai dua cangkir mampu menekan penimbunan kolesterol hingga 46 persen dan jika minum 4 cangkir dapat mencapai 69 persen.

Hal tersebut ditunjang oleh hasil penelitian di Amerika Serikat yang menunjukkan serangan jantung berkurang 40 persen pada orang-orang yang membiasakan minum teh hitam.

Teh hitam juga menunjukkan kemampuan yang meyakinkan sebagai sumber bahan pangan alami bagi para penderita diabetes, terutama dalam kapasitasnya menaikkan aktivitas insulin.

Penelitian yang dilakukan Departemen Pertanian Amerika Serikat yang telah dipublikasikan dalam Journal Agric Food Chem 2002, menunjukkan kemampuan teh hitam meningkatkan aktifitas insulin melebihi dari teh hijau maupun teh Oolong.

Menurut Mohammad Taufik, biasanya, para ahli kesehatan akan mempublikasikan hasil penelitiannya, setelah beberapa kali melakukan penelitian. Bila hasil penelitiannya menunjukkan hasil yang sama, baru penelitian tersebut dipublikasikan. Namun bila baru satu kali penelitian, hasilnya belum akan dipublikasikan.

“Kalau penelitian itu baru sekali kami lakukan tidak mungkin kami mempublikasikannya. Biasanya penelitian yang telah dipublikasikan adalah penelitian yang telah berulang-ulang,” ujar dokter sepesialis jantung ini.

Lebih Unggul

Berdasarkan proses pengolahannya, teh diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu teh hitam (fermentasi atau oksimatis, kependekan dari oksidasi ensimatis), teh Oolong, dan teh hijau. Konsekuensi logis dari perbedaan proses tersebut, menyebabkan lahirnya perbedaan produk teh baik secara fisik maupun kimia.

Secara kimia, perbedaan yang paling menonjol adalah perbedaan kandungan komposisi senyawa polyfenol. Pada proses pengolahan teh hitam, dan teh Oolong, sebagian katekin berubah menjadi theaflavin, thearubigin, dan theanaphtoquinone.

Meski tidak sepopuler nenek moyangnya (katekin), theaflavin sudah banyak dipelajari oleh sejumlah peneliti. Sejumlah penelitian menyatakan bahwa theaflavin lebih potensial dari pada katekin, mengingat secara struktur theaflavin lebih potensial dari pada katekin.

Hal ini bisa dilihat dari seberapa banyak gugus hidroksi (OH) yang dimilikinya. Gugus hidroksi ini dapat berfungsi sebagai anti radikal bebas atau antioksidan. Semakin banyak gugus hidroksi suatu senyawa, maka kemampuannya sebagai senyawa antioksidan semakin baik.

Theaflavin hanya terdapat dalam teh hitam atau teh yang telah mengalami oksimatis. Theaflavin merupakan hasil oksidasi katekin akibat proses oksimatis pada pengolahan teh hitam. Kekuatan Theaflavin setara dengan Katekin bahkan beberapa publikasi terkini menyatakan bahwa theaflavin lebih potensial dari katekin.

Selamat Minum Teh

efek teh hijau terhadap penderita diabetes

EFEK TEH HIJAU TERHADAP SENSIVITAS GIGI PENDERITA DIABETES MELLITUS

Penelitian ini bertujuan untuk menilai efek teh hijau terhadap penurunan sensdivitas gigi penderita deabetes mellitus Dengan mengambil sampel sebanyak 30 orang laki-laki atau perempuan berusia 35 tahun keatas dan bersedia mengikuti prosedur uji klinik, pemeriksaan gula darah,sesuai kriteria diabetes melitus (Gula darah sewaktu=> 200mg/d.
Berdasarkan pengamatan dalam penelitian ini bahwa untuk katagori baik tampak terjadi peningkatan 30% setelah perlakuan selama 45 hari dan untuk katagori ringan juga meningkat 10% pada hari ke 30 dan meningkat lagi 20% pada hari ke 45 setelah poetrlakuan. Hal ini menunjukkan bahwa the hijau dapat mempetrbaiki dan menurunkan derajat sensivitas gigi penderita DM.

Kata kunci : Manfaat teh hijau dan sensivitas gigi penderita DM

  • Anda sedang membaca arsip penelitian dari Lembaga Penelitian UNHAS berjudul Peranan Teh Hijau Terhadap Perbaikan Status Jaringan Periodontal Penderita Diabetes Mellitus


GULOH SISOR: Senjata untuk Melawan Komplikasi Diabetes

Diabetes Melitus adalah penyakit yang tidak berbahaya jika dapat dikendalikan dengan baik. Pengobatan sedini mungkin dapat menghindarkan penderitanya dari berbagai macam komplikasi diabetes melitus.
Secara medis, kualitas hidup diabetesi (penderita diabetes) ditentukan oleh kualitas pembuluh darahnya“, demikian ditulis oleh Prof. Dr. Askandar Tjokroprawiro, SpPD-KEMD dalam bukunya Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes Mellitus.

Penyumbatan pembuluh darah dapat menyebabkan stroke yang dapat disertai dengan pelo atau bisu, sedangkan penyumbatan pada jantung dapat menyebabkan mati mendadak, dan jika terjadi pada tungkai dapat menyebabkan gangren diabetik (luka diabetik yang membusuk), yang biasanya berujung pada amputasi.

Menurut Prof. Askandar, ada 10 (sepuluh) faktor penentu kualitas pembuluh darah, yang beliau namakan sebagai SINDROMA-10 atau GULOH SISAR. Jika ke-10 faktor ini dapat dijaga dengan baik maka ini sudah cukup untuk menjaga kualitas fisik seseorang.
GULOH SISAR atau SINDROMA-10 ini dapat dipakai sebagi pedoman atau petunjuk hidup sehat atau sebagai senjata untuk memerangi komplikasi diabetes.

10 faktor tersebut adalah sebagai berikut:

G = Gula
U = Urat (asam urat)
L = Lemak (lipid, antara lain kolestrol, trilgiserida, kolesterol-HDL, dan kolesterol-LDL)
O = Obesitas (berat badan berlebihan)
H = Hipertensi
S = Sigaret (rokok)
I = Inaktivitas (kurang olahraga)
S = Stress
A = Alkohol
R = Regular Check Up

1. G (Gula)

Batasi penggunaan gula dan makanan/minuman manis. Usahakan A1C selalu <>

2. U (Asam Urat)

Batasi makan yang mengandung purin, karena dapat menimbulkan hiperurusemia yang efek sampingyna adalah timbulanya penggumpalan darah yang memacu timbulnya penyempitan pembuluh darah, yang juga dapat menyebabkan batu ginjal dan gout/ sakit sendi). Makan yang dihindari adalah Jeroan, Alkohol, Sarden, Burung dara, Unggas, Kaldu, Emping, Tape, dll.

3. L (lemak)

Menurut American Diabetes Association (ADA), kadar lemak darah yang terjaga adalah:

  1. Target utama, LDL-Kolesterol <>
  2. HDL-Kolesterol > 40 mg/dl (pria) dan > 50 mg/dl (wanita)
  3. Trigliserida <>

Untuk mencapai ini hindari memakan makanan berlemak secara berlebihan, kurangi: Telor, Keju, Kepiting, Kerang, Cumi, Susu dan Santan. Termasuk mengurangi atau menghindari junk food. Upayakan untuk mengkonsumsi sayur dan buah-buahan setiap hari.

4. O (Obesitas)

Cegah kegemukan, usahakan IMT <>

5. S (Sigaret)

Matikan Rokok anda, atau anda yang akan dimatikan oleh rokok. STOP MEROKOK SEKARANG JUGA !

6. H (Hipertensi)

Cegah konsumsi garam berlebihan karena garam dapat memicu tekanan darah tinggi. Tensi jangan sampai melebih 140/90 mmHg.

7. I (Inaktivitas)

Lakukan olahraga teratur setiap hari untuk membakar kaliri sekitar 330 kkal atau 2000 kkal/minggu. Paling tidak lakukan jalan kaki sejauh 3 km dalam sehari.

8. S (Stres)

Cukup istirahat atau tidur 6 jam sehari agar dapat rileks. Lakukan relaksasi atau meditasi. Bagi ummat Islam shalat yang khusuk sangat membantu untuk relaksasi.

9. A (Alkohol)

Berhenti minum alkohol.

10. R (Regular Check Up)

Lakukan kontrol secara teratur. Hal ini juga berlaku untuk orang non diabetes terutama yang berumur kepala 4. Bagi penderita diabetes check up sebaiknya dilakukan setiap 1,2,3 bulan atau lebih intens lagi.

Sumber:
Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes Mellitus oleh Prof. Dr. Askandar Tjokroprawiro, SpPD-KEM.

Tentang Obat Generik diabetes

Memang saat ini kita merasakan harga obat semakin mahal. Namun demikian, sebenarnya tidak semua obat harganya mahal. Banyak obat yang cukup murah dan terjangkau harganya. Saya menduga Bapak mengonsumsi obat diabetes yang ribuan rupiah harga per butirnya, sehingga sangat berat membiayainya.

Memang ada obat yang mahal, bahkan sangat mahal harganya, tetapi banyak juga obat yang murah. Bapak sudah membuktikan sendiri bukan, berapa harga obat diabetes generik. Bapak katakan sepersepuluh dari harga obat diabetes bermerek yang biasa Bapak konsumsi. Sebenarnya bahkan ada obat generik yang harganya tidak sampai seperduapuluh dari harga obat bermereknya.

Sekedar ilustrasi, obat diabetes merek A (maaf saya tidak dapat menyebutkan namanya dalam rubrik ini) harganya sekitar Rp 3.700 (tiga ribu tujuh ratus rupiah) per butir. Bandingkan dengan

glibenclamide generik (salah satu obat diabetes generik) yang harganya hanya Rp 150 (seratus lima puluh rupiah) per butir. Sangat jauh berbeda, lebih dari 20 kali lipat! Demikian pula obat hipertensi.

Obat hipertensi bermerek C harganya sekitar Rp 3.400 (tiga ribu empat ratus rupiah) per butir, sedangkan salah satu obat hipertensi generik, yaitu captopril harganya hanya Rp 250 (dua ratus lima puluh rupiah) per butir. Hampir 15 kali lipat! Berbagai jenis obat lainnya juga demikian, sangat berbeda harga obat generik dengan obat bermerek atau obat patennya.

Jadi jelas bahwa sebenarnya harga obat sangat besar variasinya. Bahkan obat yang mengandung zat aktif yang sama bisa berbeda harganya sampai 20 kali lipat. Itu sebabnya pemerintah dan lembaga-lembaga pemberdayaan konsumen lainnya sangat gencar menganjurkan kita untuk menggunakan obat generik sebagai pilihan pertama apabila kita membutuhkan obat.

Bagaimana dengan mutunya? Harga obat generik yang sangat jauh berbeda dengan obat paten atau obat bermerek dengan kandungan sejenis memang dapat menimbulkan keragu-raguan, apakah sama mutunya dengan obat bermerek?

Untuk diketahui Pak, dua dari beberapa faktor yang menyebabkan mahalnya harga obat adalah promosi dan kemasan obat. Obat generik tidak dipromosikan, oleh sebab itu bebas biaya promosi. Demikian pula, obat generik tidak dikemas mewah, kemasannya hanya seperlunya yang hanya dimaksudkan untuk melindungi obat agar tidak turun mutunya selama penyimpanan dan pengangkutan.

Sebaliknya obat bermerek selalu dipromosikan, mungkin tidak dalam bentuk iklan di televisi dan surat kabar, tetapi dengan cara lain yang justru membutuhkan biaya lebih besar. Disamping itu hampir semua obat bermerek dikemas dengan kemasan yang cukup mewah. Ada satu faktor lagi yang menyebabkan obat paten mahal harganya, yaitu biaya paten yang harus dibayar oleh produsen. Ini semua pasti dibebankan kepada konsumen.

Untuk obat-obat yang banyak dibutuhkan masyarakat, yaitu obat untuk penyakit-penyakit yang umum, seperti antibiotika, obat demam, penghilang rasa sakit (analgesika), obat hipertensi, obat diabetes dan lain sebagainya, pemerintah kita sebagaimana juga pemerintah di negara-negara lain telah mengambil kebijakan untuk memproduksi obat generik.

Memang bukan pemerintah langsung yang memproduksinya, tetapi melalui perusahaan-perusahaan milik negara atau milik swasta yang bersedia memproduksinya. Biaya produksi ditekan seminimal mungkin, namun tetap harus memenuhi persyaratan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik). Disamping produsennya, pemerintah (dalam hal ini Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM) juga ikut bertanggung jawab menjamin mutu setiap obat generik yang beredar, agar selalu terjamin mutunya sesuai persyaratan yang berlaku sebagaimana yang juga diberlakukan bagi obat bermerek.

Kualitas dan kuantitas zat berkhasiat di dalam obat generik harus persis sama dengan obat patennya. Bahan bakunya pun harus memenuhi persyaratan yang ketat. Kalau tidak pemerintah tentu tidak akan mengizinkan obat generik tersebut beredar. Semua persyaratan yang menyangkut khasiat dan keamanan obat yang diberlakukan pada obat bermerek, juga diberlakukan bagi obat generik.

Obat generik harus identik atau bioekivalen dengan obat patennya dalam hal dosage form, khasiat dan keamanannya. Dengan demikian Bapak dan masyarakat lainnya tidak perlu meragukan kualitas atau mutu obat generik. Bahkan para ahli kesehatan mengatakan, obat bermerek dan obat generik sama sekali tidak berbeda, kecuali pada nama, kemasan, dan harganya!

Jadi pilihan bagi kita adalah, apakah mau obat generik yang relatif murah harganya, atau membuang-buang uang belanja kita untuk membiayai kemasan dan iklan/promosi obat? Di Indonesia pemakaian obat generik memang masih sangat rendah, yaitu sekitar 10 persen, sedangkan di negara maju seperti Amerika Serikat yang penduduknya relatif lebih maju dan berpendidikan serta mempunyai pendapatan yang lebih tinggi dari Indonesia, obat generik malah lebih populer. Anggapan obat generik sebagai "obat yang kurang berkualitas" justru tidak berlaku. Pemakaian obat generik di Amerika Serikat mencapai 40 persen dari total konsumsi obat mereka.

Jadi, jangan ragu untuk menggunakan obat generik sebagai pilihan pertama jika Anda memerlukan obat. Konsultasikan dan mintalah kepada dokter Anda untuk memilihkan obat generik yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.

Memang tidak semua jenis obat ada pilihan generiknya, namun sebagian besar, terutama untuk menanggulangi penyakit-penyakit yang umum di masyarakat ada pilihan obat generiknya. Obat generik sama bermutunya dengan obat bermerek. Harganya yang jauh lebih murah bukan karena mutunya yang rendah, atau dibuat dari bahan baku yang bermutu rendah, tetapi karena banyak faktor-faktor biaya yang dapat dipangkas dalam produksi dan pemasarannya. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat. Salam.

Dr Ernawati Sinaga MS Apt

Glibenclamide+Metformin, Kombinasi Yang Terbaik?

Kalbe.co.id - Diabetes melitus merupakan gangguan metabolik umum yang bersifat kronik dan progresif. Angka kejadian diabetes melitus di dunia berkembang dari 30 juta pada tahun 1985 menjadi 194 juta pada tahun 2006. Pada tahun 2025 diperkirakan angka ini terus meningkat mencapai angka 333 juta. Dari semua pasien diabetes, 85-95% pasien adalah penderita diabetes melitus tipe 2.

Pasien diabetes mengalami peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, komplikasi mikrovaskular (seperti retinopati, gagal ginjal dan neuropati perifer), dan makrovaskular (seperti penyakit arteri koroner, stroke). Terapi menggunakan OHO (obat hipoglikemik oral) memberikan perbaikan yang bermakna terhadap komplikasi mikro dan makrovaskular. Target untuk glycosylated haemoglobin (HbA1c) adalah <=6,5% atau 7%. Namun selain itu yang sangat penting adalah modifikasi gaya hidup. Sangatlah penting untuk mencapai kadar HbA1c dalam waktu 6 bulan setelah pengobatan diabetes dimulai.

Pengobatan dapat dilakukan dengan monoterapi dan bagi yang memerlukkan, dapat diberikan terapi kombinasi. Mengingat sifat penyakit diabetes yang progresif, pasien yang kadar gula darahnya sulit tercapai dengan terapi obat tunggal, kontrol gula darah dengan terapi kombinasi dapat tercapai dengan lebih cepat, terutama apabila menggunakan kombinasi OHO yang mempunyai target terapi yang berbeda. Kombinasi dengan 2 macam obat dalam satu tablet tunggal dianggap sangat efektif, karena meningkatkan kepatuhan pasien.

Sebuah penelitian dilakukan untuk mengetahui efektifitas terapi kombinasi glibenclamide dengan metformin 2,5 mg/400 mg pada pasien dengan diabetes tipe 2. Kombinasi ini dipilih karena:
  • Kerja dari kedua obat ini berbeda
  • Dengan terapi kombinasi menurunakan dosis masing-masing obat, menurunkan angka kejadian kerusakan fungsi organ, memperbaiki efektifitas dan menurunkan angka kejadian efek samping.
  • Kedua obat menurunkan angka kejadian komplikasi diabetes pada penelitian di Inggris, Prospective Diabetes Study.
  • Secara farmakokinetik, kedua obat ini dapat diberikan dalam 1 sediaan.
  • Pemberian kedua obat ini dengan bersamaan tidak mengganggu farmakokinetik masing-masing obat.
  • Kedua obat ini sebagai monoterapi terbukti efektif dari pengalaman bertahun-tahun.
Dalam penelitian yang telah dilakukan, melibatkan 632 pasien, pemberian terapi kombinasi terbukti lebih efektif memberikan kontrol gula darah dibandingkan dengan terapi monoterapi, baik dalam menurunkan HbA1c, maupun dalam menurunkan kadar gula darah puasa, dibandingkan dengan monoterapi masing-masing obat. (p<0,001). Dalam peneltian yang lain, hanya 7% dari 291 pasien yang menerima metformin plus sebuah sulfonylurea yang mengalami hiperglikemia dan memerlukan terapi dengan insulin, dibandingkan, berbeda dengan kelompok lain (n=300) yang hanya diterapi dengan sulfonilurea, 36% mengalami hiperglikemia dan memerlukan tambahan metformin atau menggunakan insulin (p<0,0001).

Dalam 4 penelitian kontrol lain dengan lama penelitian 1-6 bulan yang melibatkan pasien dengan diabetes tipe 2, pemberian terapi kombinasi glibenclamide/ metformin 2,5 mg/ 400mg, bermakna memberikan kontrol gula darah lebih baik dibandingkan dengan monoterapi menggunakan sulfonylurea atau metformin. Dalam sebuah penelitian cross-over, tersamar ganda, pemberian terapi kombinasi glibenclamide-metformin 2,5 mg/400 mg, memiliki efektifitas yang lebih baik dibandingkan dengan dibandingkan dengan pemberian monoterapi, dan dosis yang digunakan dari masing-masing obat lebih kecil.

Sebagai terapi lini utama, terapi kombinasi dalam 1 tablet ini juga lebih efektif dibandingkan dengan monoterapi glibenclamide/ metformin pada pasien diabetes melitus tipe 2 yang kadar gula darahnya tidak terkontrol dengan modifikasi gaya hidup saja. Dalam sebuah penelitian 32 minggu, acak, tersamar ganda dan melibatkan 486 pasien dengan diabetes melitus tipe 2, pada minggu ke 16, penurunan HbA1c lebih baik pada kelompok yang diterapi menggunakan tablet kombinasi, dibandingkan dengan monoterapi glimepiride/ metformin (-2,27% vs -1,90 dan -1,53%, dengan p<=0,0003).

Dalam penelitian lainnya yang melibatkan 828 pasien, penurunan HbA1c dan glukosa puasa dan post-prandial berlangsung dengan cepat dengan terapi tablet kombinasi. Pada akhir penelitian 56% pasien mencapai target HbA1c <7%.

Terapi kombinasi dalam 1 tablet ini juga memiliki efek yang baik terhadap kadar gula darah. Dalam sebuah penelitian, penurunan bermakna (p<0,05) terlihat pada kadar kolesterol total, LDL dan trigliserida (-8, -2,82 dan -27,8 mg/dL), sedangkan perubahan minimal pada kolesterol HDL.

Selain itu, compliance lebih baik pada pasien yang diberikan tablet kombinasi (kombinasi glibenclamide dan metformin), dibandingkan dengan terapi kombinasi dalam 2 tablet terpisah (glibenclamide plus metformin) (77% vs 54%; p<0,001). Compliance juga membaik apabila pasien yang menerima glibenclamide plus metformin (tablet terpisah) diberikan tablet kombinasi (kombinasi dalam 1 tablet).

Efek samping yang terjadi pada pemberian terapi kombinasi pada umumnya bersifat sementara, dengan derajat kekuatan ringan-sedang. Efek samping yang pasilng sering dijumpai adalah sakit kepala dan gangguan pencernaan. Selain itu terapi kombinasi tidak memperlihatkan peningkatan risiko hiperglikemia dibandingkan dengan monoterapi dengan sulfonylurea. Gejala hipoglikemia yang timbul dari terapi kombinasi bersifat ringan-sedang.

Perlu kami sampaikan pula penelitian lain yang membandingkan terapi kombinasi antara rosiglitazone dengan metformin, dibandingkan dengan kombinasi glibenclamide dengan metformin.
  • Metode penelitian ini: tersamar ganda
  • Tujuan : Membandingkan terapi kombinasi antara rosiglitazone-metformin dengan glibenclamide-metformin.
  • Jumlah pasien: 141 pasien
  • Lama penelitian: 24 minggu.
  • Hasil penelitian:
    • Penambahan rosiglitazone pada metformin meningkatkan sensitifitas insulin dalam pengukuran (HOMA) lebih banyak dibandingkan dengan glibenclamide plus metformin (peningkatan rata-rata 9,4% vs penurunan rata-rata 0,1%)
    • Keduanya memberikan kontrol gula darah puasa yang tidak berbeda, namun efek samping hipoglikemia yang timbul pada kelompok glibenclamide-metformin 4 kali lebih banyak dibandingkan dengan kelompok yang diberikan rosiglitazone dan metformin.
    • Angka kejadian efek samping pencernaan lebih banyak ditemukan pada kelompok yang diberikan glimepiride-metformin, dibandingkan dengan kelompok rosiglitazone-metformin (14.3% vs. 25.3%)
  • Kesimpulan: Pemberian terapi kombinasi rosiglitazone-metformin memberikan manfaat yang lebih baik dibandingkan dengan kombinasi glibenclamide-metformin.


Kesimpulan:
  • Tablet tunggal kombinasi glibenclamide/metformin 2,5 mg/ 400 mg merupakan pilihan terapi diabetes melitus tipe 2, dengan efektifitas yang baik dan kejadian hipoglikemia yang rendah.
  • Tablet tunggal (glibenclamide dan metformin) memberikan compliance lebih baik dibandingkan dengan terapi kombinasi dengan msing-masing tablet (2 tablet, glibenclamide plus metformin)
  • Perlu diperhatikan penelitian yang membandingkan glibenclamide-metformin dengan rosiglitazone-metformin, yang mana benefits lebih banyak terjadi pada kelompok yang diberikan kombinasi rosiglitazone-metformin.
  • Kenapa tidak dipikirkan untuk mengembangkan kombinasi rosiglitazone-metformin atau glimepiride-metformin? (glimepiride yang cenderung memperlihatkan profil yang lebih baik dibandingkan dengan glibenclamide)
  • Penelitian yang membandingkan antara kombinasi glibenclamide-metformin dengan kombinasi lainnya tidak banyak yang kami temukan. Dalam literatur yang tersedia, yang banyak adalah perbandingannya dengan monoterapi yang sudah pasti lebih kecil efektifitasnya dibandingkan dengan terapi kombinasi

Salah Pilih, Koma Akibatnya masih tentang obat diabetes

Survei YPKKI dan TEMPO menemukan adanya jamu tradisional untuk diabetes melitus yang mengandung glibenclamide, senyawa kimia yang sangat berbahaya bila dipakai sembarangan। Produk yang sudah dicabut izinnya pun ternyata masih beredar di pasar.

PENYAKIT kencing manis atau diabetes melitus memang membutuhkan pengobatan seumur hidup yang mengu-ras kantong। Tapi, bila Anda hendak beralih ke obat-obatan tradisional yang lebih murah, sebaiknya berhati-hati dalam memilih। Survei TEMPO menemukan beberapa hal dalam obat-obatan tradisional ataupun obat Cina?yang sebetulnya juga tidak murah-murah amat?yang justru bisa membahayakan kesehatan dan akhirnya juga menjebol kantong Anda. Yang terutama harus diwaspadai adalah kandungan unsur-unsur dalam obat tradisional. Pastikan bahwa obat tak bercampur senyawa-senyawa sintetis yang tidak boleh dipakai sembarangan. Sebab, dari beberapa sampel yang diteliti, ternyata diketahui ada obat tradisional untuk diabetes yang mengandung glibenclamide, senyawa kimia yang seharusnya tidak boleh beredar bebas. Dalam pengobatan modern, glibenclamide memang biasa dipakai untuk mengobati kencing manis. Hanya, penggunaannya diatur secara ketat dan harus selalu dalam kontrol dokter. Bahkan, para dokter pun sangat berhati-hati dalam meresepkannya. "Kami paling takut memberikan glibenclamide. Sebab, kalau terlalu tinggi, orang bisa koma dan enggak sadar," kata Dr. Sidartawan Soegondo, ahli diabetes dari Sub-Bagian Metabolik Endokrin Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK-UI/RSCM. Karena itu, akan sangat berbahaya bila obat bebas yang mengandung glibenclamide bisa dibeli siapa saja atau dikonsumsi sembarangan. Apalagi jika dikonsumsi oleh orang yang minum obat bebas diabetes untuk tujuan pencegahan. Bisa dijamin gula darahnya akan drop?dalam bahasa medisnya disebut hipoglikemia. Untuk mencegah penurunan gula darah secara drastis, dokter biasanya memberikan glibenclamide secara bertahap. Menurut Sidartawan, mula-mula pasien diberi dosis sangat kecil, sekitar 2,5 miligram. Selang dua minggu, baru dosisnya dinaikkan pelan-pelan. Nah, jika kadar gula darah tetap tinggi, baru dosisnya dinaikkan lagi. Glibenclamide bukan satu-satunya bahan obat modern yang ditemui dalam survei. Secara kebetulan, tim menemukan senyawa hydrochloorthiazide, atau biasa disebut HCT, dalam obat diabetes asal Cina. Ini mengejutkan. Menurut farmakolog Universitas Indonesia, Zunilda Bustami, HCT adalah obat modern yang biasa digunakan untuk penyakit tekanan darah tinggi, bukan untuk diabetes. Cara kerja obat ini tergolong diuretik, yakni menghambat proses penyerapan kembali zat-zat penting yang dibutuhkan tubuh, seperti air, garam-garaman, dan mineral, oleh ginjal. Pada penderita hipertensi, yang tekanan darahnya bisa terpicu oleh tingginya kadar garam, efek diuretik memang diperlukan. Tapi, apa perlunya penderita diabetes mengonsumsi obat yang efek diuretiknya menyebabkan peminumnya mudah buang air kecil? Bukankah penderita diabetes sudah sering bolak-balik ke belakang untuk buang air kecil? Celakanya, obat yang salah nyelonong ini bukan hanya ditemui pada obat Cina, yang sesungguhnya memang obat modern itu. Dalam jamu tradisional untuk diabetes pun ditemui komponen?seperti tersebut dalam labelnya?yang berefek diuretik. Zulnida mengenali komponen dalam tanaman keji beling dan kumis kucing yang ternyata dipakai dalam jamu untuk diabetes. "Keji beling dan kumis kucing berfungsi melancarkan kencing dan biasa digunakan untuk menghancurkan batu ginjal. Saya tidak tahu hubungannya apakah orang yang menderita diabetes bisa sembuh lantaran kencing terus-menerus," ujar Zulnida. Departemen Kesehatan tentu tahu bahaya pemakaian obat-obat itu?yang memang telah dimasukkan dalam kategori daftar G alias tak bisa diperoleh tanpa resep dokter. Karena itu, dari temuan-temuan mereka, banyak obat yang ditarik izin produksinya. Namun, penarikan izin produksi ternyata tak cukup ampuh membuat jera pabrik-pabrik obat yang nakal. Survei TEMPO menemukan, jamu yang mengandung zat yang masuk dalam daftar G dan beredar di pasar ternyata memang sudah tak berizin lagi. Kalau konsumen waspada, keanehan produk sebenarnya sudah bisa dilihat dari labelnya. Jamu Purba Super dan Serbuk Manjur, misalnya, mencantumkan untaian angka yang mengesankan sebuah nomor pendaftaran dari Departemen Kesehatan. Bunyinya: Depkes RI No. TDP 11082600024 atau BH No. 10485-2/BH/VI/Tgl 09-8-94. Hasil konfirmasi yang dilakukan Ketua Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan, Dr. Marius Widjajarta, menyatakan, "Depkes tidak pernah mengeluarkan registrasi semacam itu." Keanehan yang lain juga bisa diendus dari pelitnya informasi produsen tentang komposisi isinya. Malah, pada label jamu Serbuk Manjur dan Sumber Sehat tidak ada pencantuman komposisi sama sekali. Sedangkan pada jamu Jaya Dipa hanya disebutkan "jamu akar-akar rimba". Coba, ini artinya apa? Di hutan rimba memang banyak akar-akaran. Tapi, akar yang mana? Jurus menipu konsumen semacam itu juga ditemukan dalam obat-obatan Cina yang diuji dalam survei. Ini lebih aneh lagi. Sementara obat tradisional ada yang secara diam-diam ditambahi glibenclamide, obat Cina, yang labelnya terang-terangan menyebutkannya, justru sama sekali tidak mengandung glibenclamide. Obat bernama Xioke Wan, misalnya. Dalam labelnya disebutkan mengandung glibenclamide 0,25 persen. Ternyata, zat itu tidak ada sama sekali. Apakah ini berarti obat Cina itu lebih aman? Tidak juga. Akan sama berbahayanya bila konsumen obat bohong-bohongan yang sebenarnya tak berkhasiat itu kemudian merasa aman, lalu menganut pola makan yang bebas merdeka. Gula darahnya pun menjadi tak terkontrol dan bisa sewaktu-waktu melonjak tinggi. Ketidakjelasan dalam label semacam itu ternyata masih juga berlanjut, meski pembuatnya sudah ditemui. Memang, tak semua produsen obat yang disurvei bisa ditemui. Tapi, konfirmasi kepada Maryati, istri pemilik merek jamu Jaya Dipa, misalnya, tak membuat semuanya jadi jelas. Suharto, sang suami, sedang sakit berat ketika ditemui TEMPO di rumahnya di Pekalongan, Jawa Tengah. Sedangkan Maryati mengaku tidak tahu pasti kandungan dalam jamu-jamuan produksi Jaya Dipa. Alasannya, jamu dibuat di Bandung dan Bali?tempat ini tidak bisa dilacak TEMPO. "Jangankan ramuan jamunya, di mana pabriknya pun tidak ada yang tahu," ujar salah seorang pegawai Jaya Dipa. Toh, Maryati mengaku telah mendaftarkan jamu Jaya Dipa No. 4 ke Departemen Kesehatan dan mengantongi nomor register TR 953277911. Kalau ia betul, ada satu lagi hal yang harus dicurigai oleh konsumen obat. Sebab, di pasar beredar jamu Jaya Dipa No. 4 yang labelnya tidak mencantumkan nomor pendaftaran. Apakah ada pemalsuan merek? Kemungkinan itu bisa saja terjadi. Purbo Yulastoro, Ketua Koperasi Jamu Aneka Sari, Cilacap, mengaku anggotanya sudah kapok dan tidak mau lagi mencampur jamunya dengan obat kimia. Sebab itu, kalau di pasaran masih ditemukan produksi jamu dari anggotanya yang mengandung glibenclamide, itu jelas hasil pemalsuan. Dugaan itu diperkuat oleh hasil operasi pasar yang dia lakukan satu setengah bulan lalu. Hasilnya, banyak ditemukan produk anggota koperasinya yang dipalsukan. Praktek serupa itu sangat menjengkelkannya, "Sebab, kalau ada penyimpangan, kami yang selalu kena getahnya." Keterangan Sadar Mas Dar, wanita pemilik perusahaan jamu Purba Salma?dulu memproduksi jamu Purba Super?mengukuhkan keterangan Purbo. Maklum, sejak tiga tahun lalu, ia tidak lagi memproduksi jamu bermerek Purba Super. Sebagai gantinya, ia memakai merek Purba Salma. Nah, kalau di pasaran masih beredar jamu Purba Super, yang ternyata cukup populer hingga menjadi salah satu sampel yang diteliti, itu jelas bukan produk buatannya. Yang jelas, jamu Purba Super yang beredar di pasar mencantumkan nomor registrasi berawal huruf TDP, kode yang tidak dikenal di Departemen Kesehatan. Bagaimana dengan obat tradisional Xioke Wan, yang terbukti isinya tidak sesuai dengan komposisi di kemasannya? Sayang, meski alamatnya dicantumkan secara jelas, yakni Kwangchow First Chinese Medicine Factory, dan TEMPO berhasil mendapatkan tiga nomor kontaknya, saat dihubungi berkali-kali ternyata tidak tersambung atau hanya ditanggapi oleh mesin penjawab. Permintaan konfirmasi via faksimile pun sudah dilakukan, tapi belum ada jawaban. Dengan semua ketidakjelasan itu, konsumen memang dituntut untuk ekstrawaspada. "Kalau memang suka jamu, belilah produk yang sudah terdaftar dan pabriknya cukup dikenal," saran Utomo Dewanto, toksikolog dari Universitas Indonesia, Jakarta. Dwi Wiyana, Rommy Fibri, Dewi R.C. (Jakarta), Idayanie (Cilacap), Ecep Suwardani (Pekalongan)

Diabetes Mellitus: Obat Terbaru Tidak Lebih Baik

Kalau obat terbaru lebih bermanfaat, orang rela membayar lebih mahal untuk mendapatkannya. Namun, apabila manfaatnya tak beda jauh dari obat lama - tetapi resiko efek sampingnya lebih besar, tentulah wajar kalau obat lama kembali dilirikmetformin.jpg. Hal ini dialami obat diabetes yang sudah ada versi generiknya, Metformin. Setelah beberapa tahun "dikalahkan" oleh sebagian dokter dan pasien diabetes AS karena dianggap sebagai obat ketinggalan zaman, obat ini terangkat kembali pamornya.


Diabetes adalah penyakit yang banyak menyita isi kantong pasien diabetes Amerika Serikat. Dalam 6 tahun terakhir, tak kurang dari 12,5 milyar dolar yang dihabiskan warga AS untuk mengobati penyakit diabetes. Dana ini selalu meningkat dari tahun ke tahun, akibat budaya dokter AS yang suka meninggalkan obat lama bila ada obat paten baru yang beredar. Memang, tak kurang dari 6 golongan baru obat diabetes telah memasuki pasaran AS sejak 1995 (glycosidase inhibitors, meglitinides, thiazolidinediones, glucagon-like peptide analogues, amylin analogues, dan dipeptidyl-peptidase IV inhibitors).

Diperkirakan 24 juta warga AS (8 persen dari populasi) mengidap diabetes Tipe 2, yang bila tidak terkontrol dapat menyebabkan gagal ginjal, kebutaan dan penyakit jantung.

Pamor Metformin kini naik daun lagi, karena beberapa penelitian akhir-akhir ini membuktikan metformin punya kelebihan dibandingkan beberapa obat Diabetes lebih baru. Lihatlah hasil penelitian terhadap obat-obat Type 2 Diabetes yang diumumkan majalah Archives of Internal Medicines terbitan 27 Oct 2008 (Arch Intern Med. 2008;168(19):2070-2080). Menurut penelitian Elizabeth Selvin dkk, Metformin punya daya proteksi yang lebih baik bagi pasien dalam menurunkan angka kematian yang berkaitan dengan penyakit jantung koroner yang sering menyertai penyakit diabetes type 2, sedangkan rosiglitazone (Avandia, obat relatif baru yang jauh lebih mahal) tidak menghasilkan manfaat serupa. Di samping itu, thiazolidinediones, dan meglitinides, sama baiknya dengan metformin dalam mengurangi resiko kematian akibat serangan jantung yang menyertai penderita diabetes tipe 2.

Khusus untuk rosiglitazoneavandia1.jpg(avandia), obat diabetes buatan Glaxo yang sempat menjanjikan sebagai obat pilihan pertama untuk mengobati diabetes mellitus , kini mulai dijauhi, mengingat efek sampingnya yang amat serius: kerusakan hati dan serangan jantung. Laporan masyarakat mengenai efek samping avandia meningkat 3 kali setelah majalah medis kondang , New England Journal of Medicine, melaporkan penelitian mengenai obat andalan pabrik GlaxoSmithKline ini pada Mei 2007. Dan beberapa hari lalu, 30 Oktober 2008, lembaga konsumen di AS, Public Citizen, telah melayangkan petisi kepada FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan AS), yang meminta obat ini di larang saja peredarannya. Alasan selengkapnya dapat kita lihat di website lembaga tersebut, www.citizen.org/

Karena itu, betul juga ucapan Dr. David Nathan, Kepala Bagian Diabetes dari Massachusetts General Hospital di Boston yang amat perduli terhadap kenyataan ini: " Apabila anda dapat mengontrol kadar gula dengan obat murah yang punya kelebihan dan paling sedikit efek sampingnya dibandingkan obat diabetes yang ada, apakah bijak memilih obat yang lain?"

( Azril Kimin - apotekputer.com )

Obat Diabetes Lini Pertama generik

Oleh IRWAN JULIANTO
http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0704/18/utama/3464224.htm
========================

Berbeda dengan aspirin yang ketika tahun 1999 dirayakan secara meriah
seabad penemuannya, lima puluh tahun penggunaan metformin untuk
pengobatan penyakit diabetes melitus (DM) tipe 2 diperingati di
seluruh dunia—termasuk di Indonesia—dengan lebih hati-hati. Pasalnya,
aspirin adalah obat bebas, sedangkan metformin adalah obat yang harus
diresepkan dokter (ethical drug).

Tergantung pada tipenya, DM dapat dikontrol dengan berolahraga,
perubahan gaya hidup, berdiet, dan diobati dengan suntikan insulin
dan/atau obat oral, di antaranya adalah metformin. Metformin diekstrak
dari tanaman lilac Perancis (Galega officinalis), tanaman yang dikenal
selama beberapa abad dapat mengurangi gejala DM. Sintesis metformin
dilakukan oleh Jean Sterne, farmakolog Perancis pada pertengahan 1950-an.

Metformin digunakan dalam uji klinis besar-besaran di Eropa dan
dipublikasikan dalam jurnal ilmiah pada tahun 1957. Obat ini tidak
memperoleh persetujuan dari FDA Amerika Serikat sampai tahun 1994. Di
AS, metformin (Glucophage) mulai dipasarkan pada 3 Maret 1995 oleh
Bristol-Myers Squibb yang mendapat lisensi dari Merck, Jerman. Kini
Glucophage dan obat-obat generik metformin justru paling banyak
diresepkan di AS untuk mengatasi DM tipe 2. Apalagi setelah beberapa
studi besar seperti United Kingdom Prospective Diabetes Study (UKPDS)
yang berlangsung selama 20 tahun (1977-1997) menunjukkan bahwa
metformin meningkatkan kesintasan (survival) pasien DM tipe 2.

Jenis-jenis DM

Diabetes atau penyakit kencing manis merupakan kelainan sekresi
insulin oleh sel beta pankreas. Ada tiga jenis DM, yaitu insulin
dependent type atau DM tipe 1, non-insulin dependent type atau DM tipe
2, dan malnutrition related diabetes mellitus.

Pada DM tipe 1, pankreas mengalami kerusakan sehingga tidak dapat lagi
mensekresi hormon insulin. Karena itu, terapinya hanya insulin.
Sedangkan pada DM tipe 2, awalnya justru ditandai dengan produksi
insulin yang berlebih (hiperinsulinemia), kemudian disusul dengan
kadar glukosa darah yang tinggi (hiperglikemia), yang terjadi akibat
defisiensi dan resistensi insulin. Kemampuan sel-sel beta pankreas
berkurang bahkan rusak sehingga pasien mulai mengalami diabetes dengan
gejala-gejala yang khas, seperti banyak makan (polifagia), banyak
minum (polidipsia), dan banyak kencing (poliuria).

Mulai jangkiti anak-anak

DM dapat menimbulkan berbagai komplikasi fatal apabila tidak segera
ditangani secara tepat. DM tipe 2 semula terjadi pada orang-orang
dewasa (adult onset) akibat perubahan gaya hidup, berkurangnya
kegiatan jasmani, dan jenis makanan/minuman serba fast food dan soft
drink. Namun, satu dekade tera- khir, menurut Dr Norman Chan, Direktur
Klinis Pusat Diabetes Qualigenics Hongkong yang berbicara di Jakarta
hari Minggu lalu, DM tipe 2 sudah mulai menjangkiti anak-anak dan
remaja Asia.

Saat ini terjadi peningkatan prevalensi DM tipe 2 dan obesitas di
seluruh dunia. Risiko kematian penderita DM lebih besar empat-lima
kali dibanding orang yang nondiabetik, berupa penyakit jantung koroner
dan gagal ginjal. DM juga menyebabkan kecacatan, seperti kebutaan
akibat komplikasi retinopati dan pasien harus menjalani amputasi
tungkai kaki.

Menurut Ketua Umum Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) Prof
Sidartawan Soegondo, perlu ada upaya edukasi massal agar diabetes
tidak semakin banyak menjangkiti masyarakat Indonesia.

Baik Dr Norman Chan maupun Prof Sidartawan sepakat bahwa metformin
patut direkomendasikan sebagai obat lini pertama bagi pasien DM tipe 2.

Kendati memiliki banyak kelebihan, tak urung metformin juga diketahui
menimbulkan beberapa efek samping, walaupun relatif jarang terjadi,
seperti diare, mual, dan asidosis laktat (lactic acidosis) atau
terbentuknya asam laktat di dalam darah, yang terjadi pada orang-orang
dengan gangguan ginjal. Menurut Dr Chan, efek samping yang terakhir
ini amat jarang dijumpai, hanya 1 per 100.000 pasien.

Ia mengatakan, selain mengontrol kadar gula darah, metformin juga
menurunkan berat badan pasien DM yang kegemukan serta mengurangi
risiko penyumbatan pembuluh darah.

Tak heran jika selain Merck, banyak perusahaan memproduksi generik
metformin. Di Indonesia tak kurang dari 12 obat generik bermerek
mengandung metformin. Ini sejalan dengan kata pepatah: ada gula, ada
semut. Ada kencing manis, ada aneka merek obatnya.

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Obat Diabetes Lini Pertama Agus Hamonangan

Minggu, 25 Januari 2009

coklat untuk diabetes

Perlunya Makan Coklat
Bukan tanpa alasan coklat menjadi makanan favorit bagi banyak orang dari anak-anak, orang dewasa hingga orang tua, selain karena rasanya yang menggoda, coklat juga diyakini memiliki efek yang baik bagi kesehatan. Menurut para ahli, coklat atau bubuk coklat yang diambil dari biji coklat mengandung komponen yang memiliki potensi perlindungan terhadap penyakit jantung, stroke, kanker dan diabetes.

Biji coklat mengandung banyak antioksidan, subtansi yang dapat mencegah kerusakan sel akibat radika bebas. Selain ditemukan dalam coklat, Antioksiden juga banyak terdapat dalam blueberi, sayuran hijau, bayam, teh, anggur merah dan jus apel. Kandungan antioksidan bahkan bisa mencapai lima kali lipat pada coklat pekat.

Beberapa penelitian telah menujukan bahwa antioksidan dalam coklat atau yang dikenal dengan nama flavonols diyakini dapat menurunkan kolesterol "jahat" LDL dan menigkatkan kolesterol "baik" HDL. Flavonols berfungsi meringankan peradangan, membuka pembuluh darah dan mencegah plek pada arteri.

Sebuah penelitian baru-baru ini di Italia ditemukan bahwa coklat pekat dapat menurunkan tekanan darah dan membantu mencegah diabetes type dua dengan mendorong hormon untuk menyebarkan gula dari darah ke sel untuk pembakaran। Penelitian lain terhadap para pemain bola di Argentina ditemukan kesehatan cardiovaskular, menurunkan tekanan darah, kolesterol LDL mereka membaik setelah mengkonsumsi susu coklat sebanyak 3,7 ons setiap hari selama seminggu.

Sudah mulai dari tanggal २३ januari २००९
saya mencoba minum satu cangkir coklat merk van houten
dengan komposisi sebagai berikut :
१ sendok makan bubuk coklat
ditambah/tidak dengan gula ० kalori tropicana slim
satu/atau setengah sachet sesua selera
kemudian tuangkan air panas
siap untuk disajikan hangat

cara ini sengaja saya coba untuk uji empiris sesuai dengan apa yang telah saya dapatkan dari googling saya beberapa saat yang lalu, mudah mudahan atas ijin Alloh swt kadar gula dalam tubuh saya bisa ber kurang Amin.

Kamis, 22 Januari 2009

cangkok pankreas dan ginjal sembuhkan kencing manis

Di Cina baru-baru diadakan simposium tahunan pencangkokan organ tubuh pankreas dan ginjal khususnya bagi penderita kencing manis atau diabetes. Pencangkokan pankreas dan ginjal dilakukan secara bersamaan untuk penyembuhan efektif penyakit kencing manis dan penyakit ginjal.

Tingkat pertumbubuhan penyakit kencing manis di Cina akhir-akhir ini termasuk sangat tinggi dan mempunyai kecenderungan menyerang kelompok usia muda. Setelah Cina memasuki era keterbukaan, pola hidup dan makan sebagian masyarakat disana juga juga mengalami perubahan. Perubahan pola hidup dan makan ini menjadi salah satu pemicu percepatan pertumbuhan angka penderita kencing manis di Cina.

Penyakit kencing manis merupakan penyakit metabolisme seumur hidup, metode pengobatan klinik yang umumnya menggunakan suntikan insulin buatan, kontrol obat-obatan diketahui kurang dapat menyembuhkan sama sekali penyakit kencing manis. Pada hal penyakit kencing manis dikenal akan menimbulkan serangkaian komplikasi, salah satunya adalah membawa komplikasi terhadap ginjal yaitu penderita kencing manis akut beresiko tinggi terjadi gagal ginjal. Tingkat kematian bagi penderita kencing manis yang disebabkan karena gagal ginjal merupakan penyebab tertinggi.

Dewasa ini, pencangkokan bersama pankreas dan ginjal relatif merata di dunia. Berdasarkan statistik badan pendaftaran Pusat Pencangkokan Pankreas Internasional, terhitung sampai akhir tahun 2003, di dunia telah diadakan 20 kasus operasi sejenis.

Pencangkokan bersama pankreas dan ginjal diharapkan dapat menyembuhkan penyakit kencing manis secara total. Namun pencangkokan bersama pankreas dan ginjal di Cina termasuk agak terlambat diadakan , dari tahun 1989 sampai sekarang hanya merampungkan 100 kasus pencangkokan sejenis, hal itu juga tidak diketahui oleh penderita penyakit kencing manis bahkan sejumlah dokter dalam negeri.

Akademi Pencangkokan Organ Universitas Kedokteran Cina memberikan sebuah data bahwa dalam operasi pencangkokan bersama pankreas dan ginjal terhadap 19 pasien menunujukkan para penderita penyakit kencing manis dan penyakit ginjal karena penyakit kencing manis dapat disembuhkan dengan tuntas.Sejumlah komplikasi kronis, misalnya perubahan patologis saraf penyakit kencing manis dan perubahan patologis retina dapat diredakan atau diperbaiki. Komplikasi akibat kencing manis para pasien yang telah menjalani pencangkokkan misalnya tekanan darah tinggi dan kurang darah juga diperbaiki. Sebagian juga dapat melepaskan diri dari ketergantungan terhadap suntikan insulin. Sedang sebagian pasien juga dapat melepaskan diri dari dialisis, tak perlu diet dengan ketat, mutu kehidupannya juga mendapat perbaikan nyata.

Sekalipun pencangkokkan pankreas dan ginjal dapat sembuhkan kencing manis secara total, namun pencangkokkan ini akan membawa akibat yang lain yaitu jika terjadi tubuh menolak pankreas dan atau ginjal organ donatur. Akibatnya sang pasien diharuskan mengkonsumsi obat-obat untuk menghindari terjadi penolakan terhadap organ donatur, dan sangat besar kemungkinannya pasien akan mengkonsumsi obat-obatan ini seumur hidup.

Para penderita kencing manis yang memutuskan akan menjalani operasi pankreas dianjurkan menjalani operasi pada waktu yang layak. Karena dalam operasi pencangkokan terdapat risiko tertentu, si penderita harus mengkonsumsi obat-obatan imunisasi seumur hidup, ditambah sejumlah komplikasi penderita penyakit kencing manis mungkin juga memburuk pada akhirnya.

Maka pada tahap awal terserang penyakit kencing manis tidak dianjurkan menjalani operasi, namun pada tahap akhir penyakit kencing manis. Karena penyakit kencing manis akan menggabungkan berbagai jenis komplikasi, kondisi kesehatan seluruh badan kemungkinan akan sangat buruk, maka ada penderita yang tidak dapat menjalani operasi pencangkokan pankreas. Operasi paling baik dijalankan setelah penyakit kencing manis muncul serentak dengan penyakit ginjal gara-gara penyakit kencing manis, tapi pada waktu di seluruh badan tidak timbul komplikasi yang serius

Coklat dan Kencing manis

Coklat dan Kencing manis | Ada kabar baik untuk para penyandang kencing manis - diabetes mellitus atau diabetesi. Riset yang dilakukan para ahli di Jerman menyimpulkan, secangkir minuman cokelat diyakini mampu memperbaiki kerja pembuluh darah pada diabetesi.

Dalam riset itu, para ahli memberikan tiga cangkir minuman cokelat yang telah diformulasi secara khusus setiap hari selama sebulan kepada diabetesi. Hasilnya, pembuluh darah mereka yang semula rusak berat, berfungsi normal kembali.

Diduga, hal itu terjadi berkat flavanol, salah satu zat aktif yang terkandung pada cokelat. Selain cokelat, zat antioksidan tersebut juga terdapat pada beberapa jenis sayuran, buah-buahan, teh hijau, dan lain-lain. Beberapa studi lainnya juga telah mengungkap manfaat flavanol untuk kesehatan.

Dalam studi itu, para peneliti dari University Hospital Aachen, Jerman, menggunakan cokelat yang telah diperkaya dengan flavanol. Dr Malte Kelm, yang memimpin riset mengatakan, flavanol bekerja dengan meningkatkan produksi nitric oxide, zat kimiawi di dalam tubuh yang akan membantu melenturkan dan melebarkan pembuluh darah.

”Pengidap diabetes tipe II tentu boleh-boleh saja mengonsumsi cokelat untuk gaya hidup sehat mereka, tapi studi ini tidak bertujuan mendorong diabetesi untuk mengonsumsi lebih banyak cokelat,” kata Kelm.

Dia menambahkan, riset tersebut menunjukkan asupan flavanol mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi berupa gangguan kardiovaskuler pada diabetesi. (bbchealth/hid/ri)

Sumber : http://republika.co.id/launcher/view/mid/19/news_id/4429

serba serbi diabetes

Diabetes Melitus adalah penyakit metabolisme dengan kriteria kadar gula darah yang tinggi. Gula darah sewaktu > 200mg%, atau gula darah puasa >140mg%, atau gula darah 2 jam setelah makan 75g glukosa >200mg%.

Penderita DM (diabetesi) sering tidak menyadari tingginya gula darahnya kecuali pada saat yang tidak disengaja, misalnya cek kesehatan untuk melamar pekerjaan, atau periksa ke dokter dengan gejala yang sebenarnya merupakan manifestasi penyakit yang sudah kronis, misal bekas kencingnya dikerubuti semut, sering kesemutan, sering cepat merasa lelah.

Tingginya kadar gula disebabkan terganggunya organ pankreas sehingga hormon insulin yang dihasilkan jumlahnya sedikit yang tidak mencukupi untuk menurunkan kadar gula darah atau jumlahnya mencukupi namun kualitasnya rendah sehingga tetap tidak bisa menurunkan kadar gula darah. Kerja Insulin adalah mendorong glukosa darah ke sel tertentu (untuk diubah menjadi energi) dan mengubah kelebihan glukosa darah menjadi glikogen yang disimpan di hati dan otot sebagai timbunan energi.

DM adalah penyakit berbahaya karena bila tidak tertangani mengakibatkan komplikasi ke semua bagian tubuh, dari kulit, mata, jantung, ginjal, pembuluh darah sampai tangan dan kaki. Tiga kondisi DM yang dapat menyebabkan kematian: gangguan pembuluh darah otak, gangguan pembuluh darah jantung dan otot jantung, gangguan fungsi ginjal.

DM tergolong penyakit keturunan, sehingga seseorang yang memiliki orang tua DM harus menjaga pola hidupnya dari faktor-faktor yang dapat memicu munculnya DM.

Gejala utama DM adalah 3P, polidipsi (banyak minium), polifagi (banyak makan), poliuri (banyak kencing). Gejala lainnya: 1. penurunan berat badan dalam waktu yang singkat akibat dari hilangnya jaringan lemak dan otot sehingga sering dikatakan diabetesi makan tubuhnya sendiri, 2. Astenia (rasa lemah), terjadi karena badan kehilangan air dan elektrolit lewat urin, 3.Rasa nyeri,laki-laki pada zakarnya, perempuan pada duburnya, 4. Kejang-kejang kaki, terjadi akibat hilangnya elektrolit serta dehidrasi, 5. Pembesaran hati, 6. Gangguan Penglihatan, katarak, 7. Adanya Glukosa di dalam urin, 8. Gatal-gatal, 9. kesemutan di ujung-ujung jari, 11.disfungsi ereksi. Mengobati gejalanya saja, misal dengan operasi katarak, tanpa melakukan terapi DM sebagai penyebabnya adalah tindakan yang kurang tepat.

DM perlu waktu 12 tahun untuk bisa menimbulkan tanda yang bisa dideteksi dengan laboratorium, artinya, bila telah muncul hasil positif di laboratorium berarti perkembangan penyakitnya telah jauh, hingga bertahun-tahun. Deteksi melalui tanda di tangan dan iris akan dapat diketahui adanya potensi DM dalam taraf yang dini.

Menurut Pengobatan Holistik, penyebab DM dikelompokkan dalam tiga jenis:
  1. Ketidakseimbangan Suhu dan atau
  2. Ketidakseimbangan Angin (misal faktor genetik, trauma, infeksi, tumor, kurang olah raga, stres psikis) dan
  3. Toksid (misal pola hidup dan pola makan yang salah). Toksid, menjadi penyebab mayoritas penderita DM di dunia. Ketiganya menyebabkan penurunan fungsi pankreas yang berakibat rendahnya kualitas dan kuantitas insulin yang dihasilkan.

DM diklasifikasi menjadi dua: primer dan sekunder. DM primer adalah yang penyebabnya tidak diketahui pasti, ada dua jenis :
  1. DM tipe1/auto imun DM (ada dua jenis : DM tergantung insulin dan DM tak tergantung insulin)
  2. DM tipe 2/non auto imun DM (ada tiga jenis : yang tergantung insulin, yang tak tergantung insulin dan yang menyerang anak muda/MODY. DM sekunder adalah DM yang disebabkan oleh berbagai gangguan, seperti : penyakit pankreas, abnormalitas hormon, obat-obatan,abnormalitas reseptor insulin, genetis. Secara sederhana DM cukup dibagi dua : yang tergantung insulin dan yang tidak tergantung insulin dan 90% diabetesi adalah tipe yang tidak tergantung insulin. Mulai terdeteksi rata-rata di atas umur 40 tahun, terutama pada orang-orang yang kelebihan berat badan dan memiliki pola makan yang salah.

Komplikasi DM
  • Nefropati Diabetik, yakni penurunan fungsi ginjal dengan tanda awal ditemukannya protein di urin, bisa mencapai 200mg/menit (normal 15mg/menit). Tekanan darah naik secara bertahp. Muncul gejala gagal ginjal kronis seperti mual, muntah, nafsu makan turun, gangguan konsentrasi hingga gangguan kesadaran hingga koma, anemia, kejang dan perdarahan selaput lendir mulut.
  • Neuropati Diabetik. Kondisi rusaknya saraf dengan gejala kesemutan di kaki dan tangan, berkurangnya sensasi terhadap getaran dan nyeri hingga tidak sadar kalau kakinya tertusuk paku atau terluka, rasa panas seperti terbakar di ujung tubuh misal di kantong zakar, rasa nyeri seperti disayat di ujung jari kaki, sulit membedakan temperatur panas dan dingin, otot lengan atas dan tungkai atas lemah, mata jereng, disfungsi ereksi sementara atau menetap.
  • Kematian Otot Jantung dan Pembuluh Darah Otak. Resiko serangan jantung dan stroke pada diabetesi bisa mencapai 30 hingga 400% lebih tinggi dibanding non DM. Kadar gula darah tinggi menyebabkan pengerasan dan penebalan pembuluh darah apalagi dengan tingginya kadar lemak jahat. Di jantung aliran darah berkurang, otot jantung melemah dan terjadi gagal jantung dengan gejala sesak untuk beraktivitas, bila otot jantung mati, diabetesi bisa mati mendadak. Gejala lain adalah jantung berdebar meski saat istirahat karena terganggunya saraf otonom di jantung. Gangguan pembuluh darah di otak menyebabkan kepikunan karena suplai darah menurun. Pengerasan pembuluh darah menaikkan tensi darah, pembuluh darah otak pecah, terjadilah stroke. Resiko serangan jantung dan stroke pada diabetesi bisa mencapai 30 hingga 400% lebih tinggi dibanding non DM.
  • Retinopati Diabetik. Kadar gula darah yang tinggi menyebabkan mata menjadi sembab. Penglihatan berangsur berkurang. Lensa mata menjadi keruh atau katarak,pandangan berkabut, retina mata rusak.
  • Hipoglikemi. Kondisi sangat rendahnya kadar gula darah di bawah 50md/dL dengan gejala keringat dingin di wajah, gemetar, lemas, lapar, mual, tekanan darah turun, gelisah, jantung berdebar, sakit kepala, kesemutan di jari tangan dan bibir yang bila tak segera diatasi bisa menyebabkan kejang dan koma. Penyebab hipoglikemi adalah pemakaian obat diabet dengan dosis tinggi, puasa terlalu lama, setelah minum obat tidak atau terlambat makan, penggunaan obat diabet jangka lama pada manula tau sedang sakit berat, gangguan fungsi ginjal, hepatitis berat, kadar insulin tinggi pada tumor. Mengatasinya mudah, cukup minum manis, minum madu atau 2 sendok makan glukosa murni.
  • Kelainan Kulit. Indra perasa menjadi tumpul, tidak bisa merasakan sesuatu, pasokan darah dan oksigen menurun sehingga luka mudah meluas dan sulit sembuh. Muncul bentol kecil di mata kaki, kaki, lengan atas (dermopati). Timbul gelembung (bullae) di punggung atau telapak kaki. Muncul jaringan granulasi merah di dada dan lengan atas.
Pengobatan DM meliputi 6 aspek: 1. Edukasi, 2. Perubahan pola hidup, misal pengendalian stres, peningkatan spiritual, 3. Perubahan pola makan, dengan menerapkan Food Combining, menghindari makanan dan minuman yang tidak bermanfaat, 4. Olah raga yang teratur, tiap 2 hari sekali, 5. Terapi Konvensional dengan obat-obatan kimia, bagi diabetesi yang telah mengkonsumsi dan secara bertahap diturunkan dosisnya sampai kemudian ditinggalkan dan secara penuh beralih ke 6. Pengobatan Tradisional yang meliputi Herbal dan Teknik Terapi, seperti kiropraksi, akupunktur, akupresur dan Bekam. Dengan pengobatan tunggal semata obat kimia, sebaik apapun jenisnya tidak akan berguna karena sifatnya yang simtomatis dan fungsi pankreas tiap tahun tetap akan menurun secara signifikan.
Fungsi herbal dalam mengobati DM adalah : menurunkan kadar gula darah, memperbaiki fungsi pankreas, membangun kembali sel dan jaringan pankreas yang rusak, meningkatkan efektifitas insulin serta menyembuhkan komplikasi DM.

Beberapa Herbal yang sesuai untuk DM:
  1. Buah Pare, mengandung charantin, polipeptida P dan Visin yang bersifat Hipoglikemik,
  2. Buah Makasar, sangat baik untuk DM pada saat kadar gulanya cukup tinggi,
  3. Daun Pegagan, memperbaiki peredaran darah dan mengenyahkan toksin,
  4. Brotowali (Tinospora Crispa),
  5. Lidah Buaya (Aloe Vera), menstimulasi pankreas,
  6. Haba Sauda (Nigella Sativa), menstimulasi pankreas,
  7. Ciplukan (Physallis Peruviana),
  8. Daun Mimba (Azhadirachta Indica Juss),
  9. Sambiloto (Andrograpis Panikulata),
  10. Pulai (Alstonia Scholaris R. Br)
  11. (Tetracera Indica),
  12. (Pithecellobium Jiringa),
  13. (Barringtonia Racemosa),
  14. Mahkota Dewa (Phaleria Macrocarpa)
  15. Virgin Cocounot Oil
Therapy yang lebih menyeluruh dan dapat menyembuhkan secara lebih sempurna adalah dengan therapy detoksifikasi. Penjelasan tentag detoksifikasi ini lihet di artikel sebelumnya.

jagung manis boleh buat diabetesi

Begitu enaknya saat menyantap jagung manis bakar atau rebus di tengah malam
yang dingin. Selalu saja memberikan kehangatan yang luar biasa bagi
penikmatnya. Tetapi sadar atau tidak, ternyata rasa manis yang terdapat
dalam jagung manis bukan merupakan glukosa atau sukrosa (gula tebu) yang
jika banyak dikonsumsi memicu diabetes bagi penikmatnya.

Fruktosa, sejenis polimer gula atau sering disebut sebagai gula buah yang
menjadikan orang dengan diabetes-pun diperbolehkan mengkonsumsinya.
Kenapa........? Karena si fruktosa ini merupakan gula kompleks yang tidak
langsung dicerna oleh alat pencernaan manusia, tetapi harus diolah terlebih
dahulu menjadi gula sederhana. Sebelum fruktosa tercerna, biasaya sudah
terbuang melalui bersama urin, sehingga tidak terserap tubuh.

Tidak hanya itu, jagung manis ternyata mempunyai nilai nutrisi yang lebih
baik dibandingkan dengan jagung biasa.

Tabel Kandungan Zat gizi Jagung dan jagung manis
Kandungan Zat Gizi (Tiap 100 gr bahan)
No Zat Gizi Jagung Biasa Jagung manis
1. Energi (cal) 129 96.0
2. Protein (gr) 4,1 3,5
3. Lemak (gr) 1.3 1.0
4. Karbohidrat (gr) 30.3 22.8
5. Kalsium (mg) 5.0 3.0
6. Fosfor (mg) 108.0 111
7. Besi (mg) 1.1 0.7
8. Vitamin A (SI) 117.0 400
9. Vitamin B (mg) 0.18 0.15
10. Vitamin C (mg) 9.0 12.0
11. Air (gr) 63.5 72.7

Sumber :
www.iptek.net.id
www.republika.co.id

DIABETES MASIH BOLEH MAKAN ENAK KOQ



MENGIDAP penyakit diabetes mellitus bukanlah berarti kiamat dalam kehidupan Anda. Meskipun tidak dapat sembuh, penderita diabetes (diabetesi ) sebenarnya tetap dapat menikmati hidup secara normal termasuk mengonsumsi berbagai jenis makanan, kendati harus disesuaikan kebutuhan kalori.

Menurut Prof. Slamet Suryono MD, Ketua Pusat Penelitian Diabetes dan Lemak RSCM/FKUI, dahulu sempat berkembang mitos bahwa hidup dengan penyakit diabetes merupakan suatu penderitaan yang menyiksa.

Penderita biasanya harus menjalani diet ketat dengan pantangan makanan manis. Gula dan bumbu pada makanan juga dihindari, sehingga kerap kali menu untuk diabetesi sering berbeda. Mitos-mitos tersebut, kata Prof Slamet, tidaklah berlaku karena penderita diabetes sebenarnya dapat mengonsumsi makanan apapun, kendati porsinya harus tetap diperhatikan.

"Dulu, ada mitos diabetesi tak boleh makan enak. Harus makan kentang, tak boleh menyentuh gula, makan terpisah dari keluarga. Tidak demikian lagi sekarang, semua dibolehkan tetapi dengan takaran tertentu," ungkap Prof. Slamet.

Pada prinsipnya, lanjut mantan Presiden Federasi Perkumpulan Endokrinologi ASEAN ini, pengidap diabetes dapat hidup normal asalkan mau menjalani empat modalitas utama yang tak dapat dipisahkan. Empat modalitas tersebut adalah mengikuti penyuluhan agar paham dan mandiri mengatasi diabetes, mengatur pola makan, melakukan olahraga teratur dan terapi obat-obatan.

Seorang diabetesi, ujar Prof Slamet, bahkan sebenarnya tidak memerlukan obat-obatan bila ia mampu disiplin memantau kadar gula darahnya dan mengontrol melalui pengaturan makan dan olahraga teratur.

"Obat-obatan itu adalah modalitas yang terakhir. Baru diperlukan bila gagal dengan pengaturan makan dan olahraga. Yang harus diingat pula, obat-obatan tidak untuk menggantikan pengaturan makanan dan olahraga teratur," ujar Prof Slamet.

Ia meyakinkan, bila dilakukan secara disiplin, benar dan teratur, upaya diet dan olahraga saja sebenarnya sudah mampu menurunkan kadar gula darah secara signifikan pada penderita diabetes.

"Pokoknya bila diet dan olahraga dilakukan secara ketat dan baik, gula darah pasien akan menurun dalam dua minggu. Dalam dua pekan sudah kelihatan, lebih lama lagi lebih baik. Jadi yang diperlukan adalah konsistensi," tegasnya.

Dengan terapi obat, gula darah penderita memang dapat diturunkan lebih cepat ketimbang pengaturan makan dan olahraga. Tetapi yang biasanya kemudian terjadi adalah mereka menjadi ketergantungan terhadap obat.

"Memang kalo ingin cepat ya dengan obat, tetapi berarti itu melompat ke modalitas keempat, sedangkan nomor satu dua dan tiganya dilupakan. Yang akan terjadi adalah pasien menjadi dependent terhadap obat. Ini tentu kurang baik," paparnya.

Supaya pengaturan makan dan upaya olahraga menjadi efektif, Prof Slamet memiliki tip-tip yang dapat dilakukan para diabetesi. Berikut adalah tip-tipnya :

- Jaga nafsu makan
- Usahakan porsi tersebar dalam sehari supaya kadar gula darah tidak terlalu berfluktuasi
- Bagilah porsi makanan menjadi 3 porsi besar dan 3 porsi kecil.
- Makan sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang.
- Teratur dalam jumlah, jenis dan jadwal
- Lebih banyak menu buah-buahan dan sayuran
- Gerak badan atau olahraga secara teratur minimal selama 30 menit 3 atau 4 kali seminggu.
- Pilih olaharga yang sesuai. Jalan kaki atau berenang relatif lebih baik.


-------------------------------------------------------------------------

Mau berbagi pada teman yang mungkin juga mengdap diabetes. Saya salah seorang penderitanya. Tahun 2007 Agustus kemaren, rasanya seperti langit runtuh saat dokter memvonis saya diabetes dengan kadar sampai 600. Pada umur 31, saya positif menderita diabetes. Apa yang salah pada saya? Tidak ada. Saya tergolong orang yang makan sedikit dan olah raga teratur. Saya ke gym minimal 3 kali seminggu.

Mulanya, saya sakit sekitar Juli 2007. Sakitnya aneh menurut saya. Makan saya jadi kuat, dan minum juga cukup banyak. Satu galon Aqua, saya bisa habiskan dalam waktu 2 hari saja. Ini aneh. Mulut saya suka kering dan kalau malam, suka terbangun untuk kencing. Kemudian, bila siang hari, sekitar pukul 3 siang, rasanya berkunang-kunang. Badan luar biasa lelah, sehingga saya banyak tidur.

Saya ke dokter umum. Tidak ditemukan penyakit apapun. Diberi beraneka macam vitamin dan antibiotik. Saya makan obat sesuai resep dokter. Tidak ada perubahan. Saya ke dokter spisialis penyakit dalam. Dokter memeriksa dengan alat scan, jantung, ginjal, limpah dan hati. Semuanya dalam kondisi yang sangat bagus. Karena saya rajin olahraga. Hingga akhirnya dokter yang juga tak habis pikir, memutuskan untuk melakukan tes sederhana pada darah saya. Tangan saya ditusuk dengan jarum, lalau darahnya dilekatkan ke lakmus yang terhubung ke alat ukur. Dokter terbelalak ngeri. Saya apalagi. Lemas luar biasa.... sampai pulang ke rumahpun saya seperti tidak ada tenaga sama sekali.

Apa yang menyebabkan diabetes saya?....

Itu pertanyaan yang saya ajukan ke dokter.

Dokter mananyakan pola makan dan pola hidup saya. Saya ceritakan, saya kerja di toko sendiri. Berolahraga rutin. Fitnes, dan makan juga tidak banyak. Dokter menanyakan riwayat keluarga. Ayah Ibu saya pengidap diabetes. Nah, disitu dia. Saya belum puas, saya tanyakan lagi, 'Mengapa pada usia masih 31 tahun sudah bisa muncul? Bukankah ini masih terlalu belia?"

Dokter menjelaskan. Bahkan pada usia bayi pun sekarang banyak kasus diabetes yang tidak diketahui. Kemudian dokter menebak, setelah menanyakan berapa orang saya sekeluarga. Dan dokter menebak, bahwa saudara-saudara saya pasti berbadan besar semua.... dan ini sangat benar. Saya termasuk yang berukuran sedang, dengan tinggi 175 berat waktu itu 85 kg. Tinggi besar bagi orang lain, tapi di keluarga saya masih ada yang lebih besar dari saya. Bahkan, untuk laki-laki, saya termasuk yang paling kurus... yang lain ada yang 90 - 100 kg. Hal ini karena, pada orang yang berbakat diabetes, kadar gula dalam darah cenderung tinggi. Walaupun belum menjadi diabetes, tapi bila ada faktor genetik, gula darah ini akan diubah menjadi lemak, sehingga badan cenderung membesar.

Saya masih tidak puas. Saya tanyakan lagi. Apa pemicunya? sehingga bisa muncul di saat ini. Dan, dari konsultasi dengan dokter, diduga keras, akibat stres hebat yang saya alami pada saat itu. Memang saya akui saat itu saya sangat susah. Saya masih tinggal bersama kakak, belum kaya sekarang saya tinggal sendiri. Kemudian ada pergantian suasana dari kehidupan mapan di pekerjaan dulu menjadi wiraswasta seperti sekarang. kemudian ada masalah dengan kakak dan abang. Biasalah masalah abang beradik. Yang akhirnya, saya sempat marah besar sebelum saya jatuh sakit.

Pencetusnya adalah stress hebat pada kasus saya. Genetik bawaan yang sudah tidak bisa ditolak. Hanya bisa disiasati dengan pola makan dan pola hidup. Terus terang saya tidak tahu harus bagaimana. Dokter mengukur berat badan saya dan tinggi. Kemudian dokter menyarankan saya diet. Tidak diberi tahu diet bagaimana. Tapi dokter menyarankan diet rendah kalori. Jadi yang harus saya hindari saat itu adalah karbohidrat.

Beberapa majalah kesehatan saya beli untuk mencari info sehat. Saya juga tanya om google. Saya ingin tahu semua tentang diabetes, dari a sampai z. saya beli buku South Beach Diet. Diet Pantai selatan. Yang cock dengan saya, saya kira. Karena inti dietnya adalah mengurasi asupan karbohidrat.

Bagaimana diet yang saya lakukan. Saya berhenti mengkonsumsi nasi.... Roti juga tidak. Menghindari terigu. Tapi memilih gandum utuh. Kemudian, saya ganti nasi dengan asupan lain, misal tahu, tempe, pisang, singkong rebus, jagung, kentang bakar dan talas. Itu yang saya makan sehari hari, sebagai asupan karbohidrat pengganti nasi dan terigu.

Mengapa bahan-bahan karbohidrat yang saya sebut diatas diperbolehkan, daripada nasi? Karena, tubuh tetap butuh karbohidrat. Kondisi orang diabetes adalah, sebuah kondisi dimana pankreas terdapat kelaian. Sehingga kerja Insulin yang dihasilkan pankreas sedikit ngaco. Insulin tidak sanggup mengatur kadar guda dalam darah, sehingga darah teracuni gula. Bila kondisi ini terlambat diketahui, akibatnya bisa konflikasi kemana-mana, terutama lever dan ginjal juga jantung.

Lalu, bahan-bahan makanan diatas dipilih sebagai pengganti nasi, karena dibandingkan nasi dan terigu, bahan-bahan tersebut lebih susah diserap tubuh. Artinya jenis karbohidratnya jelek. Sehingga, proses metabolisme tubuh akan tetap membuang makanan yang kita makan, bila waktu pencerapannya sudah habis. Dan ini berarti asupan tersebut tidak semuanya dapat diserap tubuh.

Sepuluh hari saya jalani diet seperti itu. Saya terbisa makan pecel, gado-gado dan tahu goreng, sebagai pengganti makan nasi. Dengan catatan, bumbu/saos dari pecel, gado gado dan tahu goreng tidak saya konsumsi. Sedikit saja untuk perasa sayur sayuran. Hasilnya, dalam sepuluh hari, kadar gula saya turun dari 600 ke 140.... Dokter sampai menyalami saya. Menanyakan banyak hal sehubungan diet saya. Berat badan saya juga turun, sampai sekarang stabil di kisaran 75 - 80 kg. Dan dokter menyarankan, tidak diturunkan lagi. Batas berat badan saya 75 kg. Karena menurut dia, orang yang terkena diabetes sukar untuk gemuk lagi. Biasanya badan menyusut kering. Kalau bisa manaikkan bobot tubuh, itu tandap tanda kesembuhan.

Dan, jujur... tidak ada penyessalan bagi saya akhirnya. Badai sudah saya lewati. Saya menikmati hidup sekarang. Dengan sehat. Saya juga masih bisa minum kopi, sehari maskimal dua gelas. Tanpa gula Tropicana slim. Saya pakai gula biasa. karena saya tidak mengkonsumsi karbohidrat dari nasi sama sekali selama seminggu. Di hari minggu baru saya makan nasi, dan puas-puaskan selera makan saya. Apapun saya makan, tapi dalam porsi yang pasti lebih sedikit dari teman-teman yang ngajak saya makan.

Satu lagi yang membuat saya bahagia.... saya bersyukur mengetahui adanya kelainan pankreas ini pada saya pada umur segini. Bagaimana bila saya baru tahu saya pengidap diabetes di umur yang lebih tinggi? Misal di kisaran umur 40 - 50 tahun. Apa yang dapat saya lakukan pada usia tersebut? Bukankah sudah terlambat? Dari sekarang saya tahu kelemahan badan saya. Saya bisa menentukan kemana kesehatan saya. Dan saya bersyukur untuk itu. Saya bisa lebih disiplin dari orang lain. Terkadang bahkan sampai makan malam saya ganti dengan setengah buah semangga tanpa biji ukuran sekitar 4 kg. Atau dengan sesisir pisang.

Buang air besar saya lumayan lancar. karena saya banyak mengkonsumsi sayuran dan buah. Serta daging tentunya. Saya hampir tidak pernah makan obat diabetes lagi. Kecuali pada undangan pesta atau ada acara keluarga yang menuntut untuk melonggarkan sedikit ikat pinggang. Saat saat seperti itu saya makan obat untuk antisipasi. sehari-hari, no way.....

Bagaimana dengan gula? Sebenarnya tidak baik mengkonsumsi gula palsu atau yang dikenal dengan aspartam atau bahan sintetik apa. Pemanis buatan itu. Karena itu memperberat kerja ginjal. Yang sudah lemah bagi kebanyakan penderita diabetes. Saya jadi tahu, bagaimana nikmatnya minum kopi ekpresso dengan tingkat kepahitan yang tinggi. Ini suatu berkah. Bukan malapetaka.

Bahkan penyakitpun ada hikmahnya.... tergantung bagaimana kita menyikapi apa yang menimpa kita. Kalau pesimis, yah semakin parah. kalau optimis, mau berusaha... dari berpikir sehat saja, sudah tercapai sehat 10 persen.... selebihnya datang dari disiplin.

Semoga bagi teman yang ada anggota keluarganya yang menderita diabetes juga tidak berkecil hati. Ada rahasia dibalik ini, yang kita saja yang belum berhasil memecahkannya..... saya percaya itu.

Lalu ada rumour tentang kualitas sex.... saya buktikan sendiri, setelah gula darah saya normal sampai sekitar 100 - 120.... kemampuan itu sangat prima. Paling prima seumur hidup saya.... wakakakakaka

merefill katrid hitam no 21 dari printer HP Deskjet D2466

Untuk anda yang kesulitan merefill katrid hitam no 21 dari printer HP Deskjet D2466, berikut pengalaman saya merifillnya, semoga bermanfaat.

Katrid no 21 milik saya masih asli bawaan printer, ciri-cirinya jika anda cermati ternyata katrid hitam no 21 dan katrid warna no 22 bawaan asli printer ada tulisan INTRODUCTORY pada stiker yang ditempel diatas katrid.

Langkah-langkah merefill Katrid tinta hitam no 21.
1. Belilah tinta refill, bukannya iklan (dan saya juga tidak dibayar untuk ini) tetapi saya menggunakan merek DATAPRINT seri DP 27 yang bisa dipakai untuk katrid hp no 21, 27 dan 56. Harganya sekitar 18ribu.
2. Siapkan tisu kering dan bersih selembar.
3. Pada suntikan tinta yang akan kita pakai untuk refill, bukalah tutup tintanya, lalu pasanglah diujungkan sambungan jarum suntikan (bentukknaya memang persis seperti jarum suntik).
4. Hidupkan printer anda (computer tidak hidup juga tidak apa-apa).
5. Buka cover atas printer, maka otomatis kedua katridnya no 22 dan 21 akan bergeser posisinya ke tengah printer, dan lampu power (lampu posisi paling kiri) di printer akan berkedip-kedip.
6. Lepaskan katrid no 21 dari dudukan di printer, agak sulit menjelaskan tekniknya, tetapi sederhananya adalah taruh jari tengah dan jari telunjuk diatas katrid yang ada benjolannya, sedangkan ibu jari untuk menahan katrid bagian depan yang bawah, lalu tinggal tarik jari tengah dan telunjuk anda, maka akan copotlah katrid dari dudukannya. (hati-hati dalam memperlakukan katrid, jangan sekali kali anda menyentuh HEAD tempat keluarnya cairan tinta di bawah katrid, dan jangan pula menyentuh konektor tembaga yang ada bintik-bintiknya yang berguna untuk menghubungkan katrid dengan dudukan katrid di printer). Karena katrid masih asli bawaan printer, maka hanya muat sekitar 5 cc dalam sekali refill, maka teknik merefilnya harus setetes demi setetes, dan memang agak lama, bisa sekitar 10 menit.
7. Buka stiker diatas katrid pad bagian atas (artinya anda bisa membaca tulisan di stiker tanpa terbalik), cukup sepertiganya saja, atau sampai terlihat lubang pengisian tinta yang posisinya ada di tengah.
8. Ambil suntikan refill tinta lalu taruh diatas lubang pengisian di katrid kira-kira 0,5 cm, lalu tekan suntikan perlahan sampai diujung jarum suntikan terlihat tintanya mengumpul, lalu masukkan tinta yang mengumpul diujung jarum suntik tersebut ke lubang pengisian dengan agak menempel disisinya lubang, sehingga lubang tetap terbuka tidak dipenuhi oleh tetesan tinta, jika ternyata tinta menutupi lubang pengisian katrid, maka tiuplah dengan angin dari mulut anda sampai lubangnya terbuka. (harus dilihat pada tempat yang terang, atau kalau malam pakai lampu yang terang, biar lubang pengisian di katrid bisa terlihat dengan jelas).
9. Ulangi langkah no 8 diatas sampai katrid penuh atau tidak bisa diisi lagi. Atau lebih mudahnya tandai dulu suntikan tinta saat memulai merefill pada angka berapa, misal angka 20, dan hentikan setelah sampai pada angka 15, sehingga yang diisikan adalah 5 cc.
10. Bersihkan sekitar lubang pengisian dengan tissue yang sudah disediakan tadi sampai bersih.
11. Tutup kembali stiker yang tadi dikelupas sedikit, tutuplah sesuai aslinya, karena ada mekanisme pernafasan katrid melalui jalur yang berbelok-belok yang tertutup oleh stiker, tetapi diujungnya terbuka.
12. Pasang kembali katrid anda ke dudukan printer.
13. Tutup kembali cover atas printer.
14. Printer anda siap untuk digunakan lagi untuk ngeprint text atau gambar warna hitam. Untuk yang katrid berwarna saya belum pernah mengisinya, tetapi saya yakin teknik dan prosesnya hampir sama dengan yang katrid hitam, cuma mengisinya dengan 3 tinta warna yang berbeda.

Demikianlah teknik saya dalam mengisi / merefill katrid HP hitam no 21, mungkin ada kekurang sempurnaan dan ada teknik yang lebih baik, mohon bisa sharing di sini. Sebab jika anda mengisinya langsung disuntikkan 5cc sekaligus, saya pastikan tintanya akan meluap, dan mengotori katrid, dan bisa-bisa katrid jari rusak.

Merefill sendiri berarti anda akan hemat waktu dan uang. Karena untuk merefill katrid hitam yang bawaan printer ini, kemarin saya kena 21ribu. Padahal kalau beli tinta refill kita dapat 40 cc, berarti bisa 8 kali refill, bahkan mungkin lebih.

Selamat mencoba.

belajar ngeblog bagian2

Tanpa diduga, tiba-tiba muncul provokator ketiga, yaitu Adrieanta, yang menyarankan agar Genghiskhun.com diselipin iklan-iklan dari Google Adsense. Maksudnya sambil ngeblog juga mendulang duit dari pajangan iklan-iklan yang diklik oleh pembaca.

Teman yang baik hati dan tidak sombong ini merekomendasikan blognya Cosa arandasebagai tempat belajar adsense.
Alhasil meluncurlah penulis ke tempat tersebut, dan memang benar. Blognya Mas Cosa ini enak dibaca, gurih dan renyah seperti rempeyek :) . Bisa dikatakan 80% ilmu penulis didapatkan dari blognya mas Cosa ini. Termasuk bagaimana cara meng-Optimisasi Mesin Pencari (SEO, Search Engine Optimization) dan lain-lain. Maaf buat Mas Cosa karena hingga artikel ini ditulis penulis belum pernah sempat untuk berkomentar di blog tersebut, padahal hitung-hitung dapat backlink, tapi takut ntar malah dianggap spam hehe..
Tempat belajar lain yang juga menentukan adalah Nasir karena langsung on call via handphone :) .

Hingga saat ini bila anda perhatikan, iklan yang muncul di blog penulis berasal dari:
- Google adsense
- Kumpulblogger
- Ask2link
- Clixsense
- Exitjunction
- BidVertiser
- Adsentra
- Adsense Camp
- PPC Indo
- Text Link Ads
- Inlinks
- Adbrite

Anda juga bisa turut serta mengikuti program mereka sebagai publisher Ads (Pemasang iklan) di blog pribadi, dengan cara klik link di atas lalu mendaftarkan diri. Mudah seperti halnya membuat account email.

Yang paling menguras tenaga tentu saja ide dan kreatifitas, ini yang tidak boleh padam :) . Ada saran/ kritik?

Genghis Khun

belajar ngeblog bagian 1

Alasan penulis ngeblog sebenarnya sederhana saja; karena tulisan-tulisan karya sendiri dirasa tidak laku di penerbit buku, padahal ilmu (dan juga propaganda :) ) harus segera di sosialisasikan secepatnya.ciee..
Akhirnya dipilihlah metode Ngeblog, sekalian belajar internet, belajar hosting, belajar google adsense, lalu malah sekarang ketagihan jadi publisher ads :)


Tahap Ngeblog gratisan
Penulis ngeblog pertama kali di Friendster, kemudian noba-nyoba di Multiply, lalu Blogspot dan akhirnya benih-benih cinta mulai mekar di WordPress.com. Apa pasal? karena di WordPress bisa membuat menu halaman tersendiri di luar posting. Nah, ini yang menarik, karena web atau blog yang selama ini diidam-idamkan penulis diharapkan mencakup:
1. Posting artikel berkesinambungan
2. Halaman Download untuk materi-materi komplit
3. Galery untuk memamerkan sesuatu yang bisa dipamerkan, terutama foto-foto; close up, modis, nudis ups…salah :P
4. Arsip tulisan

Maka demikianlah, penulis mulai ngeblog di wordpress sambil lirak-lirik blognya Cak Moki untuk dicontek penataan halamannya :P
Tak berapa lama muncullah provokator, seperti biasa, siapa lagi kalau bukan Deden dan Bayu. Kedua orang ini dengan bujuk rayunya yang sangat lihai menyarankan agar penulis membuat domain dan hosting berbayar, agar lebih kredibel gitu..haha
Entah kenapa ya? penulis bagai kerbau dicucuk hidungnya, alias terprovokasi, kepala panas dingin ketika Bayu berkata;
“Wah, kamu ntar pasti sangat kecewa kalau domain Genghiskhun.com sudah jadi milik orang lain” (kalau tidak salah gitu khan Bay?)
Masih ingat, gara-gara itulah penulis terburu-buru mendaftarkan Genghiskhun.com di server yang direkomendasikan oleh Deden.

Tahap Domain dan Hosting berbayar

Setelah selesai proses ‘akad jual beli dengan barang virtual’, yaitu domain dan hosting, dan dinyatakan telah aktif, maka….
“Lha? trus ini diapain?? masih kosong melompong”
Kalang kabut! konsul lagi sana sini (Sana= Deden, sini= Bayu :D ). Pada intinya, Genghiskhun.com ingin diinstal software WordPress, secara, sebelumnya sudah terbiasa bersenggama bersentuhan dengan WordPress.

Fase instalasi ini sekarang benar-benar telah lupa, entah lewat fantastico seperti saran bayu ataukah upload manual lewat File Manager (ataukah dengan cara lain??). Tolong ingatkan Bay?

Hasil akhirnya adalah tampilan blog manis, seperti yang sedang anda hadapi ini :)

Theme dan Plugin-plugin

Theme cantik Bluebird dari Randaclay membuat penulis tergila-gila. Sangat serasi dengan logo penulis :) . Sedangkan plugin-pugin yang digunakan adalah (ini setelah mempelajari artikel-artikelnya Mas fatih Syuhud):
- Akismet
- All in one SEO pack
- Google sitemap generator
- WordPress-23-related-post
- Ultimate Tag Warrior
- CommentMailer
-
-

Upload File

Pernah upload di Gudang Upload, lalu di 4shared, sekarang bertahan di Ziddu alasannya tebak sendiri dah… :P )

Widget

Liat sendiri pernik-pernik di samping ya..

Mengenalkan blog kita pada pihak (blogger) lain

Nah, ini yang paling penting! caranya dengan berkenalan di blog lain sambil mempromosikan sesuatu hasil karya sendiri (dalam hal ini Al Quran PDF terjemah Depag RI)

Bersambung…
Tulisan selanjutnya mengenai SEO, google adsense, publisher ads, serta munculnya provokator-provokator baru yang mempengaruhi cara pandang penulis dalam nge-blog :)